RADAR TASIK TV - Zlatko Dalic tak izinkan Italia dapat 1 poin jelang laga Kroasia vs Italia di pertandingan terakhir Grup B pada Selasa, 25 Maret pukul 02.00 WIB.
Dalam konferensi persnya, pelatih Zlatko Dalic menegaskan bahwa timnya siap untuk pertandingan krusial melawan Italia karena Kroasia membutuhkan tiga poin untuk lolos ke babak 16 besar.
Dalic pertama-tama memberikan pujian kepada pelatih Italia, Luciano Spalletti, atas keberhasilan meraih Scudetto bersama Napoli musim lalu dan menyadari bahwa tim Italia terkenal dengan permainan taktisnya.
Ia menekankan agar pemainnya tetap tenang dan berjanji Kroasia tidak akan memberikan satu poin kepada Italia.
BACA JUGA:Jelang Laga Hidup Mati Lawan Italia, Zlatko Dalic Mengaku Sudah Tahu Taktik Spalletti
"Pertama-tama, saya mengucapkan selamat kepada Spalletti atas Scudetto bersama Napoli: ia melakukannya dengan sangat baik,” kata Dalic, dikutip dari Calciomercato.
“Kami tahu bahwa tim-tim Italia bersifat taktis dan kita pasti akan melihatnya besok,” lanjutnya.
“Mereka hanya memerlukan satu poin dan kami akan berusaha tidak membiarkan mereka mendapatkannya,” tambahnya.
“Tetap tenang dan tidak gugup, serta tidak mengganggu permainan tim lain. Besok segalanya mungkin terjadi dan kami siap,” tegasnya.
BACA JUGA:AS Roma Tawarkan Tammy Abraham ke AC Milan
Dalic kemudian membandingkan performa Kroasia di Piala Dunia 2022 dengan performa saat ini dan mengakui mereka kebobolan lebih banyak gol, serta menyoroti bahwa pemain kunci seperti Perisic sekarang lebih tua dan menghadapi lawan yang sangat kuat.
Namun, ia merasa bahwa Italia yang dilihat dalam pertandingan sebelumnya saat dikalahkan Spanyol bukanlah Italia yang sebenarnya.
"Kami tidak memulai dengan langkah yang benar dan di sini kami kebobolan terlalu banyak gol. Di babak penyisihan grup (Piala Dunia 2022) kami hanya kebobolan satu gol, kali ini kami sudah kebobolan lima gol,” sesalnya.
“Pada kesempatan itu kami punya Perisic dalam performa luar biasa, tapi sekarang pemainnya tiga tahun lebih tua dan kami menghadapi lawan yang sangat kuat. Masalah utamanya adalah kami mulai kebobolan terlalu banyak gol,” jelasnya.
"Tentu saja ada tekanan karena idenya adalah untuk lolos grup dan berada dalam situasi yang berbeda,” ujarnya.