RADARTASIKTV.ID - Kepala Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya, Asep MP mengatakan, parkir liar sangat mempengaruhi target pendapatan asli daerah dari parkir.
Pihaknya akan mendata secara pasti, sambil melakukan langkah-langkah persuasif, berkaitan dengan masalah yang mempengaruhi, terhadap realisasi retribusi parkir.
Analis anggaran, perkumpulan inisiatif, Nandang Suherman mengatakan, fenomena parkir liar didukung dengan angka pengangguran yang semakin tinggi, karena sulitnya lapangan pekerjaan formal.
Hal ini saling beririsan karena jika pengangguran tinggi dan susahnya mencari pekerjaan formal, maka menggarap lahan parkir tak resmi kerap kali jadi solusi ekonomi orang yang sudah mencari pekerjaan.
“Fenomena ini didukung dengan pengangguran semakin tinggi, karena sulitnya lapangan pekerjaan formal, maka yang lebih mudah itu. Memang paling mudah, mereka harus hidup, sabisa-bisa ya mereka turun ke jalan berdasarkan kawani, terorganisir bisa punya uang relatif besar,” ujar Nandang.
Nandang menambahkan, diturunkannya target retribusi, berarti ada unsur ketakutan dari Pemkot, berhadapan dengan parkir non-resmi.
Menurutnya sdm parkir liar harus direkrut, dilegalkan, dan diorganisir oleh Pemkot.
Pajak parkir yang dikelola pihak ketiga, seperti di pusat perbelanjaan, relatif lebih baik dibandingkan retribusi yang langsung dikelola Dinas Perhubungan (DISHUB) melalui juru parkir (Jukir).
BACA JUGA:Tukang Parkir Ngeluh Sepi Tetap Harus Bayar Retribusi, Lahan Parkir Sering Diisi Motor Karyawan Toko
Simak Berita Selengkapnya dalam Video Berikut :