RADAR TV - Stefan Koelsch, seorang peneliti psikologi dari University of Sussex, Inggris sampai pada kesimpulan yang mencengangkan. Ia mengatakan bahwa terapi musik, bisa menjadi salah satu alat terapi paling efektif.
Memang, Stefan bukan orang pertama yang menyatakan bahwa musik bisa praktisi kesehatan gunakan sebagai alat terapi.
Namun, penelitian Stefan ini kembali menyuguhkan bukti dari sisi neuroscience bahwa musik bisa menjadi sangat berguna.
Kalian penasaran, bagaimana caranya salah satu seni tertua ini bisa menjadi instrumen terapi? Simak artikel ini hingga tuntas.
Baca Juga: Lagu Pengantar Tidur, yang Insom Wajib Denger Nih!
Tentang Terapi Musik
Dilansir dari laman resmi kementerian kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES), Terapi musik merupakan kolaborasi antara seni kreatif dan science .
Saat ini, terapi musik adalah bentuk terapi kolaboratif yang yang paling banyak pendukungnya di bidang akademis.
Artinya, sudah banyak sekali penelitian yang menyatakan bahwa terapi ini benar dan efektif adanya.
Jika demikian adanya, tidak salah bagi kita buat percaya bahwa selain untuk hiburan. Ternyata musik punya kegunaan lain yang tidak kalah hebatnya.
Baca Juga: Lagu Enak di Perjalanan, Bikin Perjalanan Lebih Seru
Untuk Apa Saja?
Sejauh ini, terapi dengan menggunakan musik dapat praktisi kesehatan lakukan untuk berbagai hal.
Terapi yang cukup ini dapat mempunyai pengaruh bagi mental, psikologis bahkan fisik dari seseorang.
Tidak berhenti di sana, terapi ini sering kali juga dikaitkan dengan penyembuh depresi dan gejala gangguan mental lainnya.
Jenis Musik untuk Terapi
Semua orang sudah sangat mengetahui bahwa musik memiliki genre yang tidak sedikit. Ada banyak sekali jenis-jenisnya di dunia ini.
Baca Juga: Lagu Hits 90an, Bikin Nostalgia!
Untuk melakukan terapi ini, praktisi kesehatan tidak membutuhkan aliran atau jenis tertentu. Pasien juga tidak akan tertuntut untuk dapat menguasai musik yang menjadi instrumen terapinya.
Kendati demikian, banyak penelitian yang mengatakan bahwa jenis musik yang tepat untuk terapi adalah musik klasik.
Cara Kerjanya di Otak
Musik sering kali dikaitkan dengan bagian otak yang bertanggung jawab untuk meregulasi emosi.
Beberapa di antara bagian-bagian tersebut adalah hipokampus, amigdala, nukleus akumbens dan lain sebagainya.
Baca juga: Coldplay: Kisah Sukses Band Legendaris yang Menembus Batas Dunia Musik
Berdasar dahi hal demikian, para peneliti sebenarnya sering bertanya. Apakah musik bisa dipergunakan sebagai alternatif pengobatan terhadap penyakit yang bertautan dengan regulasi emosi.
Itu dia tadi pembahasannya . Semoga tulisan ini memberikan wawasan baru bagi kalian, ya! (***)