RADARTASIKTV.ID - Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ihsan Tasikmalaya menjadi pelopor inovasi pengelolaan lingkungan dengan meluncurkan program wakaf sampah produktif berbasis teknologi blockchain. Program yang didukung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini memadukan konsep zero waste dengan nilai-nilai Islam untuk menciptakan sumber pembiayaan pendidikan berkelanjutan.
Dilaksanakan pada Jumat (16/8), program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini melibatkan 26 peserta terdiri dari pengelola pesantren, mahasiswa, dan perwakilan masyarakat setempat. Kegiatan ini merupakan kolaborasi lintas disiplin antara dosen dan mahasiswa untuk meningkatkan kemandirian pesantren sekaligus kesadaran lingkungan santri.
Ketua Tim Pengabdian, Muhammad Dzulfaqori Jatnika, menjelaskan konsep inovatif yang diterapkan. "Kami ingin menumbuhkan kesadaran santri sekaligus menciptakan solusi berkelanjutan untuk pembiayaan pendidikan dan operasional pesantren. Teknologi blockchain memastikan setiap transaksi wakaf dapat dipantau secara transparan," ungkapnya.
Program ini mencakup penyediaan fasilitas pemilahan sampah, pelatihan santri dalam pengelolaan sampah dan kewirausahaan berbasis lingkungan, serta implementasi sistem wakaf blockchain yang menjamin akuntabilitas pengelolaan dana dan sampah.
Tujuan utama program adalah menjadikan pesantren sebagai model eco-pesantren yang mampu mengolah sampah menjadi sumber daya ekonomi melalui wakaf produktif.
Ketua Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ihsan Tasikmalaya, Drs. Aip Syarifudin, M.Pd., menyambut antusias program ini. "Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas pendampingan dari tim dosen dan mahasiswa. Program ini bukan hanya membantu kami mengelola sampah, tetapi juga membuka wawasan baru tentang bagaimana limbah bisa menjadi aset produktif untuk mendukung pendidikan santri," katanya.
Syarifudin berharap program ini dapat berlanjut dan menginspirasi pesantren lain di Tasikmalaya dan sekitarnya untuk menerapkan konsep serupa.
Kegiatan ini sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan) dan tujuan 9 (Industri, Inovasi dan Infrastruktur). Program ini juga mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi dengan memberikan pengalaman lapangan bagi mahasiswa serta menghasilkan karya dosen yang bermanfaat bagi masyarakat.
Melalui kolaborasi antara pesantren, akademisi, dan masyarakat, Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ihsan berharap dapat memperluas dampak positif, menciptakan lingkungan belajar yang bersih, sehat, dan produktif. Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan Islam lainnya dalam mengintegrasikan teknologi modern dengan nilai-nilai tradisional untuk keberlanjutan lingkungan dan pendidikan.
Dengan pengelolaan yang transparan dan efisien melalui teknologi blockchain, wakaf sampah diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk keberlanjutan dana pendidikan di pesantren yang berlokasi di Tasikmalaya ini.***