RADARTASIKTV.ID - Aksi protes para Santri di Kota Tasikmalaya terhadap tayangan Televisi Nasional yang dianggap menyelewengkan makna hubungan Santri dan Kiai menjadi awal dari semangat besar.
Bagi para Santri, adegan dalam tayangan tersebut bukan sekadar kesalahan teknis media.
Tayangan itu dianggap melukai nilai tinggi dalam kehidupan Pesantren, yakni Takzim kepada Guru, penghormatan tulus antara Murid dan Kiai.
Momentum hari Santri 2025 dipandang sebagai titik balik untuk mengembalikan marwah Pesantren di ruang Publik.
BACA JUGA:9 Produk Lokal UMKM Banjar Kini Dijual di Minimarket, Wali Kota Dorong Pelaku UMKM Berkreasi
BACA JUGA:Disway Awards 2025: Momentum Apresiasi Integritas dan Kredibilitas Serta Reputasi Brand Nasional
Wakil Ketua PCNU Kota Tasikmalaya, KH Aceng Mubarok, menyebut protes yang dilakukan para Santri bukan bentuk kemarahan, melainkan panggilan moral untuk menegaskan pesan Pesantren di tengah masyarakat Modern.
"Insyaallah 22 oktober/ ini baru pemanasan. Setelah kami melihat antusias para Santri untuk menunjukkan aktivitas yang sesungguhnya, Insyaallah di bawah bimbingan MUI, dalam kegiatan hari Santri, NU akan hadir dan menyemarakkan. Kami akan menunjukkan bagaimana gerakan Santri yang sesungguhnya," ungkapnya.
Dari protes yang berawal di jalan, semangat itu akan dibawa untuk menyambut hari Santri. Bukan hanya membela citra Pesantren, tapi juga menegaskan bahwa Santri hari ini hadir sebagai kekuatan Moral, Sosial, dan Budaya yang tak bisa diremehkan.
Simak Berita Selengkapnya dalam Video Berikut :