RADARTASIKTV.ID - Kondisi rumah iin, seorang buruh jahit dan janda dengan satu anak, terlihat memprihatinkan.
Terpal yang dipasang sebagai tambalan atap pada 2023 kini robek di berbagai sisi. Bilik dinding yang menghitam akibat cuaca berlubang. Struktur kayu yang menopang bangunan tampak melemah.
Meski laporan kerusakan sudah masuk dan ia terdata sebagai warga miskin ekstrem, upaya perbaikan melalui program rumah tidak layak huni (RUTILAHU) tak kunjung terwujud.
Bukan karena rumahnya tidak memenuhi kriteria, tetapi karena satu syarat yang tak sanggup ia penuhi, yaitu Swadaya berupa uang.
Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, membenarkan syarat Swadaya bagi program RUTILAHU. Guna memenuhi Swadaya tersebut, pemerintah akan mendorong semua Stakeholder untuk berkolaborasi, contohnya BAZNAS serta BUMD, sehingga syarat Swadaya bagi RUTILAHU bisa terpenuhi.
BACA JUGA:Diikuti oleh 50 Peserta, BPBD Kab. Tasikmalaya Latih Warga Salawu Mitigasi Bencana
"Saya rasa kalau di rutilahu ini kan memang swadaya ya, untuk memenuhi swadayanya tentunya nanti kolaborasi antara semua stekholder contoh misalnya baznas, kemudian dari bumd yang ada kita coba dorong itu, sehingga nanti bisa memenuhi kekurangan, yang akan mendorong untuk dana swadaya kami dari pemerintah, nanti kita coba petakan, mudah mudahan kami bisa mendorong baik dari swadaya masyarakat maupun dari semua stakeholder yang bisa membantu. Bapak akan turun langsung?, tentunya itu kan tindak lanjut dari teknisnya,” ujarnya.
Situasi tersebut membuat posisi warga seperti iin serba terjepit. Rumahnya nyata-nyata tidak layak huni, tetapi ia tidak dapat memenuhi syarat administratif untuk menerima bantuan.
Di sisi lain, kerusakan struktural pada bangunan tidak bisa ditambal dengan bantuan darurat semata.
BACA JUGA:Mencoba Membuat Rendos di Rumah, Makanan Khas Ciamis yang Segar dan Melegenda
Simak Berita Selengkapnya dalam Video Berikut :