RADARTASIKTV.ID - Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Chandra beserta sejumlah dinas teknis meninjau sejumlah lokasi yang akan dijadikan sekolah rakyat permanen di Kota Tasikmalaya.
Pemerintah Daerah diharuskan melakukan pembebasan lahan lima atau tujuh hektare. Setelah itu, pemerintah pusat akan turun untuk membantu pembangunan. Beberapa aspek yang dicek seperti akses, kondisi tanah yang harus rata, potensi bencana alam, sanitasi hingga aspek lingkungan hidup lainnya.
“Hari ini ada sekitar lima titik yang akan kita cek, kita gabisa menentukan dimana yang terbaik kami hanya coba mengecek tempat seperti disini ada BPBD mengecek kemungkinan kerawanan bencana, pertanian takutnya ada lahan sawah dilindungi, dari lingkungan hidup dari rtlh termasuk sanitasi, dan dinsos sebagai pimpinan utama bersama camat setempat,” ujarnya.
BACA JUGA:Penataan PKL Kawasan Masjid Agung Mulai Dijalankan, Indag Fasilitasi Tanda Daftar Usaha Bagi PKL
BACA JUGA:JMSI Usulkan Dahlan Iskan Raih Anugerah Dewan Pers 2025 Kategori Spirit Media Baru
Karena menyesuaikan anggaran, Pemkot Tasikmalaya baru bisa membebaskan lahan untuk sekolah rakyat seluas lima hektare, alias tanpa lapangan bola. Namun menurut Diky semuanya kembali kepada kehendak Wali Kota Tasikmalaya.
“Hasil survei kami akan kami serahkan ke Pemerintah Pusat dan Provinsi, pembangunannya dari pusat. Lahan itu harus lima koma atau tujuh koma sekian hectare sudah ada desainnya, kita tiinggal tentukan namun melihat kemampuan anggaran kita hanya lima sekian kalau yang tujuh itu ada lapangan bola. Nanti kita lihat keinginan pa wali yang mana cuma kalau kemampuan anggaran kita segitu. Kita gamau sekedar membangun harus benar,” kata Diky.
Meski belum dapat memutuskan, secara pribadi Diky berharap pembangunan bisa mengarah ke Wilayah Bungursari. Hal tersebut sebagai pemancing investasi lainnya agar bergeser ke pinggiran Kota, sehingga menciptakan keramaian baru.
BACA JUGA:Ratusan Kendaraan Milik ASN Nunggak Pajak, P3DW Gencar Edukasi ASN dan Perangkat Daerah
BACA JUGA:Upayakan Kawasan Dadaha Lebih Tertib, UPTD Dadaha Sosialisasikan Zona Larangan Berdagang
“Tanah harus rata jangan berbukit, Tamansari bagus tapi berbukit yang memungkinkan sih disini, satu itu, kedua juga pengembangan kedepannya agar memancing investasi lainnya ke arah bungursari. Kalau saya secara pribadi pembangunan mengarah kesini, kota mulai sumpek kita harus buat titik keramaian baru agar ada pemerataan pembangunan,” tambah Diky.
Diky menambahkan, pihaknya objektif dalam memberikan setiap rekomendasi calon lokasi tanpa adanya pemaksaan ke satu titik.
Pihaknya akan fair, termasuk di lokasi pertama yang ditinjau adalah lahan bekas galian gunung, dimana akses jalan dan aktivitas galian yang masih terjadi juga akan dilaporkan.
“Kita tidak melakukan pemaksaan titik, ini jadi catatan, dana rekomendasi kita akan jujur masalah ini, transportasi juga jadi pertimbangan,” pungkasnya.
Simak Berita Selengkapnya dalam Video Berikut :