RADARTASIKTV.ID - Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, Hanafi, menegaskan pihaknya terus mengacu pada informasi dan prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG.
Hanafi menyebut, BPBD bekerja berdasarkan sistem pembelajaran dari Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat. Menurutnya, BMKG memiliki kompetensi dalam memberikan peringatan dini, terkait cuaca ekstrem maupun potensi bencana besar seperti Gempa Megathrust.
Ia menegaskan, seluruh jenis bencana memerlukan peningkatan kesiagaan, terutama saat musim hujan panjang dan menjelang NATARU. Pasca hujan deras, risiko banjir dan longsor menjadi perhatian utama.
BACA JUGA:PGRI Tasikmalaya Galang Dana Puluhan Juta Untuk Aceh, Dalam Tiga Hari Kumpulkan Donasi Rp 62 Juta
BACA JUGA:Sopir Ngantuk, Truk Bermuatan Mi Instan Terguling, Pengemudi Selamat, Truk Alami Rusak Berat
Terkait anggaran, Hanafi menjelaskan pemerintah daerah memiliki Belanja Tidak Terduga atau BTT, namun tidak dialokasikan khusus untuk bencana. Jika terjadi kejadian besar, pemerintah wajib melakukan pergeseran anggaran sesuai kemampuan daerah.
“Kita akan mengacu kepada informasi dari BMKG. Pasti ada Learning System dari pusat ataupun dari Jawa Barat. Kita tetap berpegang pada itu karena yang punya kompetensi mereka. Apapun jenis bencananya justru kesiagaan ditingkatkan, juga dengan jelang NATARU. BMKG menyampaikan cuaca ekstrem atau hidrometeorologi diprediksi sampai Januari, maka yang kita antisipasi itu betul-betul sesudah hujan,” ujar Hanafi.
BPBD juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam kesiapsiagaan, mengingat banyaknya permukiman berada di zona rawan. Pemerintah daerah berharap upaya mitigasi struktural, edukasi, dan penataan ruang dapat menekan dampak bencana ke depan.
BACA JUGA:Pemkot Tasikmalaya Dapat Bantuan 80 PJU Baru Dari Pemprov Jabar, Bantuan Akan Berlanjut Pada 2026
Simak Berita Selengkapnya dalam Video Berikut :