Terjadi Bertahun-Tahun, Bangunan SDN Ciangir Kota Tasikmalaya Rusak Ancam Keselamatan Siswa

Terjadi Bertahun-Tahun, Bangunan SDN Ciangir Kota Tasikmalaya Rusak Ancam Keselamatan Siswa

Bangunan SDN Ciangir Rusak Ancam Keselamatan Siswa, Kerusakan Bangunan Terjadi Selama Bertahun-Tahun--Nurohman

RADARTASIKTV.ID - Ketimpangan fasilitas pendidikan kian terlihat jelas di Kota Tasikmalaya. Di kawasan Tamansari, tepatnya di Kampung Ciangir, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, infrastruktur pendidikan nampak memprihatinkan.

Seperti yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri Ciangir, sejak tujuh tahun terakhir kondisi bangunan sekolah nampak mengalami kerusakan.

Atap plafon sudah terlihat rapuh, tembok bagian belakang terjadi retak serta bocor saat hujan, kondisi kaca jendela pecah sehingga mengakibatkan ruangan kelas selalu berdebu.

BACA JUGA:Tiga Hari Pencarian, Tim SAR Temukan Jasad Bocah Hanyut di Sungai Cipatujah, Ditemukan 4 KM Dari Lokasi Awal

BACA JUGA:Seorang Bocah Dikabarkan Hanyut di Sungai Cipatujah, Tim Lakukan Penyusuran Sungai Sepanjang 10 Kilometer

Tak hanya kekurangan fasilitas pendukung belajar, sekolah ini juga kekurangan ruang kelas dan ruang guru yang layak, untuk menampung 114 siswa dengan 6 rombongan belajar.

Bahkan pihak sekolah mengubah perpustakaan yang tidak beralas keramik untuk digunakan sebagai ruangan rapat hingga keperluan tenaga pendidik.

Kepala SD Negeri Ciangir, Asep Rahman mengatakan, SDN Ciangir tidak memiliki toilet yang layak, sumber air tidak ada, sehingga harus menumpang ke masjid yang berada di pemukiman warga.

Kekurangan ruang kelas hingga fasilitas pendukung lainnya sudah disampaikan ke Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya pada tahun lalu. Bahkan sebelum dirinya mengajar di SDN Ciangir, Guru dan Kepala Sekolah telah mengajukan perbaikan.

BACA JUGA:Pencarian Pelajar Terjun Ke Sungai Terus Berlanjut , Hari Kedua Tim Sar Gabungan Belum Menemukan Korban

BACA JUGA:Pemkab Ciamis Tidak Terganggu Efisiensi Anggaran, Program Bagi Masyarakat Tetap Diprioritaskan

Kekurangan ruangan layak ini menyebabkan pembelajaran menjadi tidak efektif karena siswa tidak bisa fokus belajar lantaran dihantui bangunan ambruk.

“Kami haus menyiasati agar hak belajar anak-anak kami tidak hilang. Kekurangan ruang. Ini yang semula ruang guru, sekaran sudah tidak dipakai karena sudah bolong-bolong. Kami bahkan khawatir, suatu saat akan roboh dan akan merembet ke kelas-kelas lain yang satu bangunan ini. Kami maunya ada perbaikan terhadap bangunan sekolah. Kelas yang layak, perpustakaan yang layak, ruang guru yang memadai. Kami bahkan saat mengajar sering khawatir, apalagi jika terdengar suara genteng yang jatuh. Ketika hujan ya gitu kami suka menadah air menggunakan ember. Mereka masa depan kita. Mereka tetap harus mendapatkan pendidikan yang layak, salah satunya dengan fasilitas yang baik pula,” ujar yayan.

Di saat Pemerintah sibuk membicarakan program makan bergizi gratis, kurikulum, dan wacana tentang Indonesia emas 2045, ternyata masih ada sekolah yang tidak layak untuk dijadikan tempat belajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: