Kelompok Tani Parikesit Cuan dari Bisnis Padi Organik, Mulai Kenalkan Penanaman Padi Organik pada Anak Sekolah

Kelompok Tani Parikesit Cuan dari Bisnis Padi Organik, Mulai Kenalkan Penanaman Padi Organik pada Anak Sekolah

Kelompok Tani Parikesit Cuan dari Bisnis Padi Organik, Mulai Kenalkan Penanaman Padi Organik pada Anak Sekolah--Sukirman

RADARTASIKTV.ID - Puluhan siswa sekolah dasar atau SD sederajat mengikuti panen padi organik di Dusun Kubangpari, Desa Bangunsari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis.

Mereka dikenalkan cara bertani, mulai dari cara bercocok tanam padi di sawah hingga berakhir dengan panen.

Seperti disampaikan Marketing dan Urusan Eksternal Kelompok Tani Parikesit Bangunsari, Sohidin Heryanto, pihaknya mengenalkan pertanian sejak dini karena saat ini tengah terjadi krisis tenaga kerja pertanian.

Sohidin menyebut pertanian dengan konsep organik lebih menguntungkan karena hasil perhitungan menunjukkan selisih Rp4 hingga Rp 6 juta per hektare.

Biaya produksi dapat ditekan karena pupuk organik dibuat sendiri dan hasil panennya dijual lebih tinggi dibandingkan padi atau beras nonorganik.

BACA JUGA:Tolak Menandatangani Hasil Rekapitulasi, Tim Gabungan Paslon 03 Ai-Iip Siapkan Materi Gugatan PSU Ke MK

BACA JUGA:Tenaga Medis Dituntut Profesional dan Patuhi Kode Etik, Pelanggaran Kode Etik Terancam Dicabut Izin

"Kita juga merambah ke wisata edukasi, anak-anak yang ikut panen itu mereka ikut nanam. Kita mengenalkan pertanian sejak dini karena sekarang krisis tenaga pertanian. Kalau dibandingkan konvensional itu lebih jauh. Setelah kita hitung-hitung, ada perbedaan 4 sampai 6 juta hasil akhirnya per hektare. Biaya produksi lebih ringan karena pupuk buat sendiri, tidak harus beli. Jualnya juga lebih mahal," ujarnya.

Salah seorang siswa SD, Meisia, mengaku senang ikut menanam dan memanen padi organik.

"Ikut panen senang dan seru. Tanam lagi enggak sulit," ujarnya.

BACA JUGA:Legenda Persib Hadir di Pelantikan Pengurus KONI Tasikmalaya, Pelaksanaan Pelantikan Dinilai Unik

BACA JUGA:DRK Ditahan Kejari, Kursi Ketua DPD Golkar Kota Banjar Kosong, Siapa Penggantinya?

Sohidin menambahkan, bercocok tanam dengan konsep organik dimulai sejak 2006 lalu. Namun, mulai terorganisir pada 2018 dengan adanya BUMDes dan unit usaha pertanian organik yang dipelopori oleh 11 orang.

Pertanian terus berkembang setelah mendapatkan dukungan penuh dari Bank Indonesia Tasikmalaya pada 2022 lalu. Kini, Kelompok Tani Parikesit tidak hanya menjual beras organik yang dibanderol dengan harga Rp20 ribu per kilogramnya, tetapi juga menjual pupuk organik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: