RADARTASIKTV.ID – Orang yang sangat berpengaruh dalam tarekat Syadziliyah dan pengaruh besar dalam perkembangan ilmu tasawuf di dunia Islam adalah Ibnu Athaillah, nama lengkapnya Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari.
Ibnu Athaillah lahir di Alexandria, Mesir, pada 648 H/1250 M, dan diberi julukan As-Sakandari. Namanya diambil dari kota tempat kelahirannya. Ibnu Athaillah dikenal karena semangatnya untuk belajar sejak beliau masih kecil. Secara bertahap, Ibnu Athaillah berguru kepada beberapa ulama. Salah satu gurunya adalah Abu Al-Abbas Ahmad bin Ali Al-Anshari Al-Mursi. Dia adalah murid dari Abu Al-Hasan Al-Syadzili, pendiri tarekat Al-Syadzili, yang hidup selama Dinasti Mamluk. BACA JUGA:Cara Membuat Hair Tonic Alami Sendiri untuk Mengatasi Ketombe dan Rambut Rontok, Yuk Buat di Rumah BACA JUGA:Skincare Alami Aman untuk Kulit, Ini Dia Cara Mengangkat Kotoran di Kuku, Bonus Kulit Menjadi Bersih Kitab Al-Hikam yang di kenal oleh beliau, adalah salah satu karyanya yang paling terkenal karena mengumpulkan kata-kata yang penuh dengan hikmah. Sejumlah ulama telah meneliti maksud pesan kebajikan dalam kitab Al-Hikam yang diungkapkan dalam redaksional singkat. berikut ini adalah tiga puluh kata mutiara islami dari Ibnu Athaillah, dikutip dari berbagai sumber dan mengandung nasihat dan hikmah untuk hidup. Simak selengkapnya. kata-Kata Mutiara Islami Ibnu Athaillah :1. Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan, sebab segala sesuatu yang tidak ditanam maka hasilnya tidak akan sempurna.
2. Seseorang tidak disebut mencintai kalau masih meminta sesuatu dari yang dicintai, namun orang-orang yang betul-betul mencintai ialah orang yang mau berkorban untukmu. Maka sesungguhnya orang yang mencintai ialah orang yang memberimu, bukan orang-orang yang minta diberi pemberianmu.
BACA JUGA:Tips Membersihkan Cobek Baru, Ternyata Jangan Langsung Di Pakai Lho! Ini Dia Caranya Gampang
BACA JUGA:Gagal Fokus Karena Overthinking? Jangan Khawatir Coba lakukan Cara Ini
3. Keinginanmu agar orang lain mengetahui keistimewaanmu adalah bukti ketidakjujuranmu dalam menghambakan diri kepada Allah.
4. Siapa yang tidak mendekat kepada Allah, padahal sudah dihadiahi berbagai kenikmatan, maka akan diseret (agar mendekat) kepada-Nya dengan rantai cobaan.
5. Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas ketaatan yang kau lewatkan, dan tidak adanya perasaan menyesal atas kesalahan yang kau lakukan.
6. Di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-amalnya adalah kurangnya ar-raja’ (rasa harap kepada rahmat Allah) di sisi alam yang fana.
7. Engkau merdeka dari apa yang tak kau inginkan. Engkau budak dari apa yang kau serakahi.
8. Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang. Kadang pula umur berlangsung pendek namun manfaat melimpah.
9. Sebodoh-bodoh manusia adalah orang yang meninggalkan keyakinannya karena mengikuti sangkaan orang-orang.
BACA JUGA:Pemerataan Pembangunan, Pasangan Yusro Serap Aspirasi Warga di 10 Titik Pembangunan Masjid
BACA JUGA:Pj Sekda Kota Tasikmalaya Minta ASN Jaga Netralitas Pada Pilkada 2024, Begini Katanya
10. Jangan sampai tertundanya karunia Tuhan kepadamu, setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu putus asa. Karena Dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihan-Nya, bukan sesuai pilihanmu; pada waktu yang diinginkan-Nya, bukan pada waktu yang kau inginkan.
11. Bisa jadi kamu bukan orang yang benar-benar baik. Kamu kelihatan baik hanya karena kamu di antara orang-orang yang lebih buruk dibanding dirimu.
Kata-kata mutiara dari Ibnu Athaillah adalah sarana untuk merenungkan dan memahami makna kehidupan. Menurut ajarannya, kita harus menyadari bahwa setiap pengalaman, baik itu menyenangkan atau sedih, adalah bagian dari perjalanan spiritual yang mendekatkan kita kepada Tuhan. Dengan kebijaksanaan dan nasihatnya, dia mengajarkan kita untuk bersyukur, bersabar, dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik. Sehingga kita dapat menemukan kedamaian dan makna yang lebih dalam dalam setiap langkah yang kita ambil, semoga kita dapat menghayati dan menerapkan pesan-pesan beliau dalam kehidupan sehari-hari kita.