RADARTASIKTV.ID - Setelah betahun-tahun Indonesia tidak mendapatkan kesempatan masuk ke Grand Final ajang kompetisi Top Model Universe di Turkiye, akhirnya pada tahun ini Indonesia diwakili oleh Edwin Sean Al- Mahbubby lolos ke Grand Final.
Edwin Sean meraih juara ke 6 di runner-up 7 besar, setelah melewati berbagai tahap seleksi. Edwin menampilkan batik dari Indonesia karya Designer Yono dari Tasikmalaya.
Namun beredar kabar jika ajang tersebut tidak berjalan mulus disebabkan banyak terjadinya dugaan kecurangan, yang menimbulkan perdebatan cukup besar di belakang layar antara Vice President dengan President direktur, serta keributan dari pihak komite penyelenggara lainnya.
Salah satunya, kecurangan hasil voting yang tidak sesuai, dan perlakuan khusus yang tidak onbjektif.
BACA JUGA:Rekonstruksi Pembunuhan Sadis Seorang Wanita di Dalam Karung, Total 65 Adegan Diperagakan Pelaku
BACA JUGA:2 Tahun Jadi Pj Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah: Rasanya Seperti Nano-Nano
Banyak kontestan yang menuntut pihak penyelenggara untuk memperlihatkan hasil bukti voting secara terbuka, namun ditolak mentah-mentah.
Menurut kontestan Pakistan, Usman Jajun mengatakan, mereka meraup keuntungan sekitar 60.000 Euro, atau sekitar Rp 1.031.472.000.
Dugaan diperkuat sebab menurut beberapa kontestan, mereka diwajibkan membayar uang pendaftaran atau Fee senilai 1000 Euro, yang seharusnya bebas biaya.
Bahkan ada yang rela membayar hingga 1 Miliar Dollar untuk membeli posisi 7 besar tersebut, namun nyatanya tidak sesaui dengan yang dijanjikan.
BACA JUGA:Tim Gabungan Amankan Ratusan Ribu Batang Rokok Ilegal Dari 3 Wilayah di Kabupaten Tasik
Selain adanya perlakuan khusus unutuk perwakilan dari negara Turkiye, Albania dan North cyprus, juga terjadi Rasisme kepada kontestan dari negara-negara arab seperti UEA, Syiria dan Afrika.
Sehingga mereka mengajukan pers confers kepada awak media atas Rasisme yang mereka dapat.