RADARTASIKTV.ID - Inilah MGI Islamic School, sekolah dibawah yayasan cahaya islam ciamis menjadikan makan, sebagai salah satu mata pelajaran bagi para siswa didiknya.
Mata pelajaran makan ini diajarkan dua kali dalam sehari, yakni pagi dan siang hari. Pada saat makan pagi atau dinamakan snack time, para siswa diberikan berbagai jenis kudapan, mulai dari madu, jajanan tradisional hingga modern, seperti kue, roti hingga spaghetti.
Mata pelajaran makan ini merupakan terobosan dari MGI Islamic School Ciamis, sebagai upaya untuk merubah paradigma siswa tentang pelajaran di sekolah, yang selama ini selalu identik dengan hapalan, hitungan serta aktivitas fisik yang melelahkan.
BACA JUGA:Medsos Jadi Pemicu Kasus Asusila, KPAID Serukan Pengawasan Ketat
Dalam mata pelajaran makan ini, para siswa tidak dapat memilih menu sesuai dengan selera, karena sudah diolah di dapur sekolah oleh ahli gizi, dengan memperhitungkan komposisi zat yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti karbohidrat, protein, vitamin, lemak, air, serat, kalsium serta zat besi.
Meski tidak bisa memilih, namun menu makanan yang disajikan oleh pihak sekolah, begitu digemari oleh para siswa, karena selalu bervariasi setiap harinya.
Seperti disampaikan athalla arrasyid putra gumelar, menurutnya, makan di sekolah sangat menyenangkan, karena selain lezat, sehat dan bergizi, namun juga bisa sambil bercengkrama bersama teman-teman sekelasnya.
BACA JUGA:Kelompok Bermotor Terlibat Perkelahian Viral di Medsos, Tiga Pelaku ternyata Masih Dibawah Umur
BACA JUGA:Rapat Penetapan Wali Kota Banjar Terpilih Diwarnai Kebocoran Gedung DPRD, Begini Suasananya...
"Makanan di sekolah lebih sehat, lezat dan bergizi serta tidak membosankan karena menunya setiap hari berganti-ganti," ujarnya.
Disampaikan pihak MGI Islamic School Ciamis, pelajaran makan ini sudah berjalan selama 4 tahun, sehingga sejak pertamakali masuk sekolah, para siswa dilarang untuk membawa uang jajan serta makanan dari luar, karena dikhawatirkan mengandung berbagai zat kimia berbahaya, seperti pewarna, pengawet serta pemanis buatan.
Seperti disampaikan Pembina Yayasan Cahaya Islam Ciamis, Ustadz Abu Qotadah Al-Atsary, menurutnya, makan bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan jasmani, namun juga rohani, karena didalamnya sarat dengan nilai pendidikan, terutama untuk mendukung perkembangan otak, meningkatkan kemampuan kognitif, membangun karakter, serta penguatan akidah.
BACA JUGA:Lapuk Dimakan Usia, BPBD Kota Banjar Evakuasi Pohon Tumbang