RADARTASIKTV.ID – Usulan penutupan sementara jalur pendakian ini muncul dari Forum Komunikasi Pecinta Alam Tasikmalaya (FKPAT).
Usulan tersebut disampaikan kepada Perhutani BKPH Tasikmalaya saat diskusi lingkungan di Arga Hot Spring, Desa Sundakerta, Kecamatan Sukahening, Minggu, 8 Juni lalu.
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sundakerta juga mendukung inisiatif penutupan. Mereka mendesak agar jalur dipulihkan karena efek buruk pendakian liar juga membebani warga setempat, salah satunya sampah yang berserakan di sepanjang jalur pendakian.
BACA JUGA:Tak Mau Kecolongan Lagi, Satgas Anti Minol Segera Dibentuk, Viman Akui Ada Pergeseran Transit Minol
Merespons penutupan tersebut, sejumlah komunitas yang terdiri dari LMDH Sundakerta, pegiat wisata, Patriot Desa, FKPAT, dan Mojang Jajaka melakukan kegiatan bersih-bersih jalur pendakian.
Bertajuk Gerakan Wisata Bersih, aksi pembersihan ini dilakukan untuk mengatasi masalah sampah yang ditinggalkan pendaki tidak bertanggung jawab.
Selama masa penutupan, Perhutani bersama FKPAT dan LMDH menyusun regulasi baru, memperkuat edukasi lingkungan, dan membangun sistem pengawasan. Nantinya akan dibentuk pengelola khusus yang mengatur jalur pendakian layaknya gunung-gunung besar lainnya.
BACA JUGA:Tingkatkan Layanan Pelanggan, 3 Store Hadir di Tasikmalaya, Jaga Kepercayaan Pelanggan Setia Kartu 3
Sistem pengelolaan baru akan menerapkan registrasi pendaki, sistem ticketing untuk jaminan asuransi, dan pengawasan ketat terhadap sampah. Empat pos pemantauan juga akan dibangun di sepanjang jalur untuk memastikan keselamatan pendaki.
Dengan sistem pengelolaan baru, jalur pendakian ini diharapkan dapat dibuka kembali dengan standar keamanan dan kelestarian lingkungan yang lebih baik. Langkah ini menjadi contoh bagaimana pelestarian alam dan pariwisata dapat berjalan seiring.
Simak Berita Selengkapnya dalam Video Berikut :