RADARTASIK.ID Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan yang memiliki beragam suku, budaya, dan tradisi. Salah satu suku yang hingga kini masih melestarikan adat istiadat nenek moyang mereka adalah Suku Baduy.
Mereka tinggal di wilayah terpencil di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Meskipun tidak jauh dari area modern, masyarakat Baduy tetap menjalani kehidupan yang sederhana. Suku Baduy, terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada kepatuhan terhadap tradisi dan keterbukaan terhadap pengaruh luar Baduy Dalam hidup berdasarkan aturan adat yang lebih ketat, sedangkan Baduy Luar lebih fleksibel namun tetap menghormati nilai-nilai tradisi. BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Budaya Lokal Tasikmalaya: Warisan Tradisi, Kesenian, dan Nilai Kearifan yang Tetap Hidup BACA JUGA:Pesona Alam dan Budaya Sunda di Kampung Buyut Cipageran (Kabuci), Simak Harga Tiket Terbarunya! 1. Penolakan terhadap Teknologi Salah satu ciri khas Suku Baduy adalah tolak ukur mereka terhadap kemajuan teknologi modern. Komunitas Baduy Dalam tidak mengandalkan alat elektornik, kendaraan bermotor, bahkan tidak mengenakan alas kaki. Mereka lebih memilih berjalan kaki ke mana saja, termasuk pergi ke kota untuk menjual produk pertanian seperti madu, gula aren, dan kerajinan tangan. Semua komunikasi dijalin secara langsung tanpa menggunakan alat elektronik seperti ponsel atau internet. 2. Arsitektur Rumah yang Alami Rumah-rumah tradisional Suku Baduy dibangun menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, dan ijuk sebagai atap. Tidak ada paku atau semen yang digunakan dalam konstruksi. Seluruh bangunan dirancang secara tradisional dengan memanfaatkan keterampilan yang diwariskan. Rumah-rumah tersebut dibangun sejajar dan menghadap ke arah yang seragam, melambangkan kebersamaan dan keteraturan dalam kehidupan komunitas. 3. Larangan Menebang Pohon Sembarangan Masyarakat Baduy sangat memperhatikan kelestarian lingkungan. Mereka tidak menebang pohon sembarangan dan memiliki wilayah hutam larangan yang harus dijaga. Pengambilan hasil alam dilakukan dengan selektif dan hanya untuk keperluan yang sangat dibutuhkan. Mereka juga menerapkan metode pertanian berpindah yang ramah lingkungan. BACA JUGA:Jelajahi Pesona 4 Kampung Adat di Jawa Barat, Hadirkan Tradisi Budaya Sunda Lampau yang Masih Lestari BACA JUGA:Cocok Untuk Liburan Akhir Pekan, Inilah 5 Tempat Wisata di Cimahi, Dari Keindahan Alam hingga Budaya Sunda 4. Tradisi Puasa Sebulan Sebelum Kawalu Sebelum memasuki masa kawalu, yaitu periode bertapa dan menjauh dari dunia luar selama tiga bulan, masyarakat Baduy melaksanakan puasa selama sebulan. Puasa ini mencangkup tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga mengendalikan pikiran dan perilaku dari hal-hal yang negatif. Masa kawalu dianggap sakral dan hanya boleh dijalani oleh warga Baduy, tanpa ada pengunjung dari luar yang diperbolehkan memasuki wilayah mereka. 5. Berpakian Putih dan Hitam Ciri khas masyarakat Baduy Dalam adalah mengenakan pakaian serba putih yang polos tanpa kancing atau jahitan mesin. Pakaian ini melambangkan kesucian dan kesederhanaan. Di sisi lain, masyarakat Baduy Luar biasanya mengenakan pakaian berwarna hitam sebagai simbol keterbukaan namun tetap teguh pada tradisi. Pakaian ini juga dibuat secara manual dengan menggunakan alat tenun tradisional yang dioperasikan oleh perempuan Baduy. BACA JUGA:Ragam Kebudayaan Indonesia: Mengenal Kekayaan Baju Adat Nusantara BACA JUGA:Danau Toba: Destinasi Wisata Alam yang Menawarkan Pemandangan Luar Biasa dan Kekayaan Budaya Keunikan tradisi Suku Baduy mencerminkan upaya menentang dampak globalisasi yang semakin meluas. Mereka menunjukan bahwa hidup serasi dengan lingkungan serta melestarikan tradisi nenek moyang adalah mungkin meskipun di tengah laju modernisasi yang pesat. Keberadaan mereka tidak hanya menambah keagamaan budaya di Indonesia, tetapi juga mengingatkan kita tentang pentingnya melestarikan identitas dan warisan dari para pendahulu. Mempertahankan tradisi Suku Baduy bukan hanya menjadi tugas mereka sendiri, tetapi juga kewajiban kita sebagai bagian bangsa yang menghargai budaya. Dengan memahami dan menghormati cara hidup mereka, kita juga berperan dalam menjaga keragaman budaya Indonesia agar tetap utuh dan terjaga.Ketika Dunia Berlari Cepat, Suku Baduy Kini Memilih Melangkah dengan Mempertahankan Budaya Adat
Kamis 19-06-2025,17:07 WIB
Reporter : Muhammad Iqbal
Editor : Hilmi Pramudya
Kategori :
Terkait
Kamis 25-09-2025,17:20 WIB
Budaya Lokal Dalam Film dan Tantangan Sensor Mandiri, Lindungi Masyarakat Dari Pengaruh Buruk Film
Jumat 22-08-2025,11:26 WIB
Karnaval HUT Ke-80 RI di Parhon Tasikmalaya Angkat Anyaman Bambu dan Budaya Sunda
Sabtu 19-07-2025,12:06 WIB
Festival Budaya Taraju Ajang Promosi Kebudayaan Lokal, Wujudkan Desa Mandiri, Kuat, dan Berdaya Saing Global
Sabtu 28-06-2025,18:56 WIB
Pawai Obor Bagian Dari Budaya Lokal Penuh Makna, Ajarkan Nilai-Nilai Islami Bagi Generasi Muda
Terpopuler
Rabu 01-10-2025,15:11 WIB
Ponpes Cipasung Layangkan Surat Terbuka Terkait Polemik Program MBG, Desak Pemerintah Ambil Sikap
Rabu 01-10-2025,07:10 WIB
1.300 UMKM Unjuk Potensi & Perebutkan Modal Usaha Rp1 Miliar di Ajang ‘Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas’
Rabu 01-10-2025,16:54 WIB
Guru Madrasah Tuntut Keadilan dan Pengakuan, Minta DPRD Fasilitasi Pertemuan dengan Komisi VIII DPR RI
Rabu 01-10-2025,17:31 WIB
Jalan Sehat Ajang Silaturahmi Dengan Konsumen Loyal, Tukar Struk Belanja Berkesempatan Dapat Hadiah
Terkini
Rabu 01-10-2025,20:00 WIB
Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Berakhir, P3DW Banjar Klaim Penerimaan Pajak Capai 74 Persen
Rabu 01-10-2025,20:00 WIB
Pascakeracunan, BGN Hentikan Operasional SPPG Sukajadi, Para Pengelola Dapur Diperiksa Polisi
Rabu 01-10-2025,18:00 WIB
Curi Sapi dan Kerbau, Warga Bandung Diringkus Polisi, Pelaku Gasak 5 Ternak dalam Dua Bulan Terakhir
Rabu 01-10-2025,17:31 WIB
Jalan Sehat Ajang Silaturahmi Dengan Konsumen Loyal, Tukar Struk Belanja Berkesempatan Dapat Hadiah
Rabu 01-10-2025,16:54 WIB