RADARTASIKTV.ID - Gelombang demonstrasi yang marak belakangan ini kerap diwarnai kericuhan. Suasana panas di jalanan sebenarnya hal wajar dalam aksi massa, teriakan, dorongan, hingga saling tuding antara aparat dan demonstran sudah menjadi bagian dari dinamika.
Namun, masalah muncul ketika kericuhan berubah menjadi anarkis: fasilitas umum terbakar, kantor dirusak, bahkan rumah anggota DPR dijarah. Banyak pihak menilai, kondisi ini seringkali dipicu provokasi, baik dari intel, kelompok kepentingan, maupun pihak yang ingin menggiring opini publik.
Agar demo tetap fokus menyuarakan tuntutan rakyat tanpa dimanfaatkan provokator, ada beberapa tips yang bisa dilakukan:
BACA JUGA:Komunitas Ojol Banjar Gelar Doa Untuk Korban Demo Jakarta, Bersama TNI Polri Gelar Salat Ghaib
1. Pahami Isu dan Tuntutan dengan Jelas
Banyak peserta demo ikut turun tanpa tahu persis isu yang diperjuangkan. Ini rawan dimanfaatkan provokator yang bisa mengalihkan arah demo ke hal-hal destruktif.
Karena itu, pahami dulu tujuan, tuntutan, serta garis besar aksi sebelum turun ke jalan. Massa yang solid dalam isu akan lebih sulit diprovokasi.
2. Jangan Mudah Terpancing Emosi
Suasana demonstrasi memang emosional, apalagi jika aparat melakukan tindakan represif. Namun, provokator biasanya bermain dengan cara memancing emosi massa, misalnya dengan memprovokasi polisi, melempar batu, atau memulai keributan kecil.
Jika mudah terbakar emosi, massa akan kehilangan kendali. Menjaga kepala tetap dingin meski suara lantang adalah kunci.
3. Waspadai Orang yang Tidak Dikenal
Dalam demo, sering ada orang-orang yang tiba-tiba muncul, berbaur, lalu melakukan tindakan anarkis. Mereka bisa jadi infiltrasi yang sengaja ditanam untuk memperkeruh keadaan.