Hingga saat ini, keluarga korban dan masyarakat Papua masih menantikan kejelasan penuntasan kasus tersebut.
23–30 September 2019: Reformasi Dikorupsi
Gelombang demonstrasi besar-besaran mewarnai akhir September 2019, ketika mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan menolak sejumlah rancangan undang-undang yang dinilai melemahkan demokrasi dan pemberantasan korupsi.
BACA JUGA:Rekonstruksi Pembunuhan Sadis Seorang Wanita di Dalam Karung, Total 65 Adegan Diperagakan Pelaku
Aksi ini kemudian dikenal dengan sebutan “Reformasi Dikorupsi”. Bentrokan antara massa dan aparat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, termasuk mahasiswa yang tertembak. Tragedi ini memperlihatkan betapa ruang demokrasi masih diwarnai represi.
24 September 1999: Tragedi Semanggi II
Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999, ketika demonstrasi mahasiswa menolak RUU Penanggulangan Keadaan Bahaya berujung bentrok dengan aparat.
Penembakan yang terjadi menewaskan sejumlah mahasiswa dan warga sipil. Peristiwa ini meninggalkan luka kolektif sekaligus menjadi simbol perjuangan mahasiswa melawan kekuasaan yang dianggap otoriter.
26 September 2019: Randi dan Yusuf Tewas Ditembak
Pada 26 September 2019, dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, yakni Randi dan Yusuf Kardawi, meninggal dunia akibat ditembak polisi ketika menggelar aksi demonstrasi.
Kematian keduanya memicu gelombang solidaritas di berbagai daerah dan menambah daftar panjang korban dalam perjuangan menuntut perubahan di negeri ini.
26 September 2015: Salim Kancil Dibunuh
Berbeda dengan tragedi lain, kasus Salim Kancil di Lumajang, Jawa Timur, menunjukkan sisi lain September Hitam.
Salim, seorang petani, dibunuh secara brutal pada 26 September 2015 setelah menolak praktik tambang pasir ilegal di desanya.
Peristiwa ini menggambarkan bagaimana warga kecil yang berani bersuara kerap menjadi korban kekerasan demi kepentingan segelintir pihak.