Selain itu, tidur terlalu lama juga tidak disarankan. Walaupun penderita hipersomnia cenderung mencari tidur tambahan, tidur lebih dari 10 atau 12 jam justru dapat membuat tubuh semakin lesu.
Penggunaan obat penenang tanpa arahan medis dapat memperburuk kondisi, sehingga harus dihindari.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Berkonsultasi dengan Dokter?
Hipersomnia tidak boleh dianggap sepele. Jika rasa kantuk ekstrem terus muncul meski sudah tidur cukup dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, saatnya berkonsultasi dengan dokter atau spesialis tidur.
Tanda lainnya termasuk sering tertidur tanpa disadari, kesulitan mempertahankan kewaspadaan saat bekerja atau mengemudi, serta rasa lelah kronis yang tidak membaik dengan istirahat.
Jika hipersomnia disertai gejala lain seperti mendengkur keras, terbangun terengah-engah, perubahan mood ekstrem, atau gangguan konsentrasi berat, pemeriksaan medis sangat diperlukan.
Kondisi ini mungkin terkait sleep apnea, gangguan saraf, atau efek samping obat yang membutuhkan evaluasi profesional.
Dengan memahami apa yang harus dilakukan dan kapan harus mencari bantuan, penderita hipersomnia memiliki peluang besar untuk kembali menjalani hidup dengan energi dan kualitas tidur yang lebih baik.