Keseruan yang ditawarkan game bisa membuat anak merasa terlalu nyaman di dunia virtual dibandingkan dunia nyata, termasuk di sekolah.
Kecanduan game dapat membuat anak kurang fokus, malas belajar, hingga bolos sekolah. Akibatnya, prestasi akademik anak bisa merosot drastis.
3. Menarik Diri dari Kehidupan Sosial
Anak yang kecanduan game lebih memilih berinteraksi di dunia digital daripada berinteraksi secara nyata. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang aktif secara sosial dan sulit beradaptasi dalam situasi nyata.
4. Berperilaku Agresif
Konten kekerasan dalam game bisa membuat anak menjadi kurang sabar dan berperilaku agresif. Mereka mungkin lebih mudah marah dan sulit dikendalikan ketika dihadapkan dengan larangan atau diinterupsi saat bermain.
5. Gangguan Mental
Kecanduan game bisa menjadi masalah serius di mana anak kehilangan kendali atas keinginan untuk terus bermain game.
Organisasi kesehatan seperti WHO bahkan telah mengusulkan untuk mengakui kecanduan game sebagai gangguan jiwa baru, yaitu gaming disorder.
BACA JUGA:Bermain Cerdas: Game Pembelajaran Anak-Anak yang Menghibur
Tentu saja, aturan main game yang ideal untuk anak bisa berbeda-beda sesuai penelitian.
Para ahli merekomendasikan anak bermain game tidak lebih dari satu jam sehari, sementara akademi pediatrik Amerika menyarankan tidak lebih dari dua jam sehari untuk menggunakan perangkat elektronik.
Mengatur waktu bermain game serta perangkat elektronik secara bijak dapat membantu anak menghindari dampak buruk yang disebabkan oleh kebiasaan bermain game secara berlebihan.
Cara Jitu Mengatasi Kecanduan Main Game
Nah, biar anak nggak kena dampak buruknya, ada beberapa cara jitu:
Atur Waktu Main: Sepakati berapa lama anak boleh main game. Ingatkan dia untuk berhenti setelah waktu yang disepakati.