RADAR TASIK TV – Tak ada kedamaian bagi Maradona, yang telah meninggal sejak 25 November 2020, setelah ahli waris diketahui ingin memindahkan jenazahnya.
Sebelumnya, delapan petugas medis yang merawat Diego Maradona menghadapi ancaman hukuman penjara selama 25 tahun karena diduga menjadi penyebab kematian pemain legendaris tersebut.
Jaksa di Argentina diketahui sudah mengusulkan delapan profesional medis tersebut untuk diadili atas tuduhan pembunuhan karena kelalaian dalam putusan pengadilan di Argentina.
Mereka menyatakan bahwa kematian Maradona pada tahun 2020 merupakan hasil dari "kelalaian" dari para pengurusnya yang dituduh meninggalkannya tanpa pengawasan selama proses pemulihannya di rumah setelah operasi, seperti yang dilaporkan oleh The 42.
Delapan profesional medis yang disebutkan dalam penyelidikan termasuk dokter Diego Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov, psikolog Carlos Diaz, dan koordinator medis Nancy Forlini.
Mereka dituduh melakukan tindakan yang berpotensi menyebabkan kematian, tanpa melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan.
Luque juga dihadapkan pada tuduhan menggunakan tanda tangan palsu Diego Maradona untuk mendapatkan catatan medis dari rumah sakit.
Dalam perkembangan terkini, setelah berbagai laporan ahli yang tak terhitung jumlahnya untuk menentukan penyebab dan tanggung jawab atas kematiannya yang mendadak pada 25 November 2020, ahli waris Maradona ingin memindahkan jenazahnya.
Menurut laporan ANSA, kedua putrinya, Dalma dan Gianinna, serta Veronica Ojeda, mantan pasangannya yang mewakili putra bungsunya, Diego Fernando yang berusia 11 tahun, telah meminta agar jenazahnya diekskavasi dari pemakaman Bella Vista di San Miguel dan izin untuk dipindahkan ke "tempat peristirahatan abadi berikutnya," yaitu Memorial of Diez di lingkungan yang mewah di Puerto Madero, Buenos Aires.
BACA JUGA:Resep Asinan Salak Pedas dan Segar, Cemilan Cocok Disantap di Siang Hari
Dalam dokumen tertulis yang diajukan ke pengadilan untuk penyelidikan kematian Maradona, disebutkan bahwa "karena semua pemeriksaan terhadap jenazah Diego Maradona telah selesai, semua ahli waris meminta izin untuk mengangkutnya ke tempat yang lebih aman di mana dia akan ditempatkan dengan tenang.
Masyarakat Argentina dan dunia diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada beliau.”
Sidang atas kematian Maradona juga dijadwalkan dimulai pada tanggal 4 Juni, di mana ahli bedah saraf Leopoldo Lugue didakwa melakukan pembunuhan bersama dengan seluruh staf medis yang merawat mantan pemain nomor 10 Napoli itu setelah menjalani operasi rumit untuk mengeluarkan hematoma subdural di kepalanya.