Full Beasiswa, Mahasiswa Indonesia Terbanyak di Universitas Islam Madinah, Ini Kegiatan Mereka
Ketua Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Madinah Ahmad Bukhori Jawas yang berkuliah di Universitas Islam Madinah. Foto; media center haji--
Pada semester 5, ia mendaftar ke UIM. Diterima. Saat itu pandemi. Kuliah bahasa dilakukan secara online. Pun kuliahnya di UIN Wali Songo.
"Setelah lulus di UIN Semarang saya berangkat ke Madinah. S1 lagi. Teman-teman UIN saya sudah banyak yang lulus S2 sekarang. Bahkan ada yang sedang kuliah S3," katanya.
Mendaftar di UIM tidak wajib bisa bahasa Arab. Mereka akan mengikuti kuliah bahasa Arab dulu di dua semester awal. Bahkan ada yang sampai 4 semester. Setelah itu baru mengikuti kuliah sesuai jurusan yang dipilih.
Soal pakaian, kata Bukhori, juga bebas. Tidak harus memakai jubah atau thobe. Hanya mahasiswa Arab Saudi yang wajib memakai thobe atau thawb.
Lengkap dengan sorban dan headband atau di Arab disebut keffiyeh. "Banyak yang pakai celana panjang dan kemeja Saya memakai thobe karena di sini panas. Ternyata lebih nyaman pakai thobe," jelas mahasiswa asal Jakarta itu.
Setiap mahasiswa tinggal di asrama. Untuk gedung asrama yang baru, satu kamar diisi dua mahasiswa. Sedangkan di gedung lama, diisi empat mahasiswa. Pihak kampus yang menentukan seorang mahasiswa tinggal di kamar yang mana.
Rata-rata setiap asrama terdiri dari enam lantai. Dilengkapi dengan lift.
Di kamar itu sudah ada sekat setinggi 2 meter untuk memisahkan ruangan mahasiswa tersebut. Dilengkapi dengan AC, tempat tidur, lemari, meja dan kursi belajar, dan rak buku.
Di setiap sudut bangunan ada kamar mandi yang jumlahnya banyak, ruang cuci pakaian yang dilengkapi mesin cuci, dan dapur. "Maaf kalau sekarang agak berantakan. Barusan pergantian vendor pengelola asrama," kata Bukhori.
Setiap bulan, mahasiswa mendapat mukafa'ah alias uang saku SAR 850. Atau sekitar Rp 3,6 juta.
Untuk makan, mahasiswa bisa beli di beberapa kantin yang ada di dalam kampus. Harganya murah karena disubsidi pihak kampus. "Kami di sini 5 riyal (Rp 21.500) bisa untuk tiga kali makan," kata Zulmar.
Menurut Bukhori, salah satu kantin yang paling banyak dikunjungi mahasiswa Indonesia adalah kantin Kunuz.
Itu adalah kantin masakan Tiongkok. Chinese food dirasa paling cocok dengan lidah orang Indonesia.
Bagaimana untuk yang sudah berkeluarga? Menurut Bukhori, untuk mahasiswa pascasarjana ada asrama khusus yang diperbolehkan membawa keluarga. Tapi untuk mahasiswa S1 yang punya keluarga, biasanya menyewa apartemen di luar kampus.
"Kami libur Jumat dan Sabtu," kata Bukhori.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: