Mengungkap Salah Satu Kunci Kebahagiaan Menurut Buku The Courage To Be Disliked

Mengungkap Salah Satu Kunci Kebahagiaan Menurut Buku The Courage To Be Disliked

Mengungkap Salah Satu Kunci Kebahagiaan Menurut Buku The Courage To Be Disliked Karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga - Ilustrasi Gambar : Ima Hilmayanti --

Mengungkap Salah Satu Kunci Kebahagiaan Menurut Buku The Courage To Be Disliked 

RADAR TASIK TV- Kebahagiaan adalah salah satu tujuan utama dalam kehidupan. Namun, jalan menuju kebahagiaan sering kali tampak berliku, penuh rintangan, dan tidak jarang dipenuhi oleh kekhawatiran tentang apa yang orang lain pikirkan tentang kita.

Buku The Courage to Be Disliked karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga menawarkan perspektif yang berbeda dan menantang tentang bagaimana mencapai kebahagiaan sejati—yaitu dengan berani untuk tidak disukai.

Buku ini memberikan gagasan bahwa untuk menjadi bahagia, kita harus berhenti mencari persetujuan dari orang lain dan mulai hidup sesuai dengan apa yang kita inginkan.

BACA JUGA:Mengungkap Cara Bahagia yang Efektif Menurut Buku The Subtle Art Of Not Giving a F*ck Karya Mark Manson

BACA JUGA:10 Buku Untuk Mengubah Hidup, Bisa Jadi Bacaan Harian Kamu

Apakah Kebahagiaan Bergantung Pada Orang Lain?

Salah satu premis utama dalam buku ini adalah bahwa kebahagiaan tidak bergantung pada bagaimana orang lain melihat kita, melainkan pada bagaimana kita melihat diri kita sendiri.

Banyak orang hidup dalam kecemasan dan ketidakpuasan karena mereka terlalu terobsesi dengan bagaimana mereka dinilai oleh orang lain. Ini adalah salah satu penghalang utama untuk meraih kebahagiaan sejati.

BACA JUGA:Rekomendasi Buku Bacaan Untuk Meningkakan Percaya Diri, Pemalu Wajib Baca

BACA JUGA:Inilah 6 Pesan Penting Yang Bisa Kita Ambil Dari Peringatan Hari Buku Nasional

Gagasan ini disampaikan dengan jelas melalui dialog filosofis dalam buku ini, di mana penulis menggunakan pendekatan ala Socrates—berdialog antara seorang filsuf bijaksana dan seorang pemuda yang sedang mencari makna hidup.

Kishimi dan Koga mengajak kita untuk merenungkan apakah kita sebenarnya hidup untuk diri kita sendiri, atau hidup berdasarkan ekspektasi orang lain.

Mereka menekankan bahwa kita memiliki kemampuan untuk menciptakan dan mengarahkan hidup sesuai keinginan kita sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: