Lomba Desain Logo, Puluhan Karya Banyak Kemiripan, Dewan Juri Mengaku Sempat Kesulitan Saat Penilaian

Lomba Desain Logo, Puluhan Karya Banyak Kemiripan, Dewan Juri Mengaku Sempat Kesulitan Saat Penilaian

Lomba Desain Logo, Puluhan Karya Banyak Kemiripan, Dewan Juri Mengaku Sempat Kesulitan Saat Penilaian--

RADARTASIKTV.ID - Lima finalis lomba desain logo HUT Kota Tasikmalaya ,Sabilal Faj, Abdul Hasim, Aditya Nugraha, M. Nijar Fauzi, dan Rizki Subkhan mempresentasikan karyanya di hadapan dewan juri, di Gedung Creative Center Kompleks Dadaha, Selasa pagi.

Sebanyak 57 karya dari 55 peserta ikut serta dalam lomba logo kali ini. Dari hasil seleksi, terpilih lima karya terbaik. Selain dinilai dewan juri, lima logo finalis juga akan melalui tahap voting masyarakat sebagai poin tambahan penilaian.

Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan mengatakan, banyaknya warga yang ikut serta menggambarkan antusiasme masyarakat Kota Tasikmalaya dan kecintaan warga terhadap kotanya. Viman menilai semua karya bagus, namun tetap harus ditentukan satu yang terbaik.

BACA JUGA:Pemkot Tasik Ngaku Sudah Punya Konsep Untuk Menata PKL, Tapi Belum Bisa Diterapkan Masih Menunggu Regulasi

BACA JUGA:7 September Akan ada Gerhana Bulan, Wargi Tasik Bisa Lihat Secara Langsung di Rumah!

Banyak pesertanya berarti antusiasme masyarakat Kota Tasikmalaya, antusiasme anak muda, dan kecintaan serta semangat untuk Kota Tasikmalaya. Ada 57 karya, ada 5 finalis dan semuanya bagus-bagus, semuanya yang terbaik, tapi tentunya akan ditentukan satu yang terbaik. Logo ini saya harap bukan hanya sekadar logo, tapi menjadi semangat ke depannya Kota Tasikmalaya,” ujarnya.

Salah satu dewan juri, Bode Riswandi, mengatakan animo kepesertaan lomba desain logo tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Namun secara pribadi, ia memandang dari segi kualitas dan artistik, karya tahun ini relatif tidak sebaik tahun lalu. Meski demikian, karya dari lima besar tahun ini dinilai lebih unik, estetik, 

Menurutnya, logo tersebut akan mengidentifikasi sebuah kota, sehingga unsur sensitivitasnya akan tinggi. Maka dari itu, pihak juri juga mempertanyakan unsur kreativitas dari karya peserta untuk menghindari kemiripan dengan logo yang pernah ada.

BACA JUGA:Pendidikan Pentahelix Dibutuhkan Atasi Kenakalan Pelajar, Budaya Gotong Royong Hilang Di Dunia Pendidikan

BACA JUGA:Dinas KUKMP Kota Banjar Susun Raperwal Toko Swalayan, Perwal Salah Satunya Atur Jam Operasional Toko

“Kalau bercermin dari tahun lalu, memang animo sekarang lebih tinggi. Ada 57 peserta yang terlibat dalam lomba logo ini. Namun secara pribadi subjektif barangkali saya memandang tentang kualitas artistik dan eye-catching yang sekarang relatif tidak seperti tahun kemarin. Tapi juga, lima besar yang muncul ini bagi kami para juri adalah logo yang lebih unik, estetik, dan filosofis,” ujar Bode.

Dewan juri lainnya, Andri Fahrulrozi, mengaku kesulitan dalam proses penilaian. Ia mengatakan karya dari peserta kebanyakan hampir mirip. Hal itu terjadi karena adanya persepsi visual dari logo-logo ulang tahun sebelumnya, yang seharusnya tidak menjadi patokan.

“Kesulitan dalam menilai, dari saya pribadi, adalah karena banyak yang hampir mirip. Ini terjadi karena persepsi visual dari tahun-tahun sebelumnya seperti 2022, 2023, 2024 yang banyak kemiripan. Padahal itu seharusnya tidak menjadi patokan. Saran ke depan untuk para desainer: jangan pernah berhenti bermain dan mengeksplorasi bentuk. Bagi yang mau ikut lomba, bisa baca sejarah dan perkembangan logo,” ujar Andri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: