Namun, buku ini menekankan bahwa kompetisi sejati bukanlah dengan orang lain, melainkan dengan diri kita sendiri. Tujuan hidup bukanlah menjadi lebih baik dari orang lain, tetapi menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
Pandangan ini sangat relevan di zaman sekarang, di mana media sosial sering kali membuat kita terjebak dalam lingkaran perbandingan sosial yang tiada henti.
Melalui filter-filter yang sempurna dan narasi kehidupan yang terlihat glamor, kita dengan mudah merasa bahwa kita tidak cukup baik atau tidak cukup berhasil.
Namun, buku ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan tidak ditemukan dalam pencapaian eksternal atau dalam persaingan dengan orang lain.
Sebaliknya, kebahagiaan datang dari pencapaian pribadi dan pertumbuhan diri, tanpa perlu mengukur diri berdasarkan standar orang lain.
3. Fokus pada Urusan Sendiri
Salah satu pelajaran penting lainnya dari buku The Courage to Be Disliked adalah pentingnya fokus pada urusan kita sendiri.
Dalam hidup, kita sering kali terlalu memikirkan dan mencampuri urusan orang lain, atau merasa terganggu oleh pendapat orang lain tentang kita.
Buku ini menekankan bahwa harga kebebasan adalah menerima bahwa mungkin ada orang yang tidak menyukai kita.
Namun, ini bukanlah sesuatu yang buruk. Justru, kebebasan sejati berarti hidup sesuai dengan apa yang kita inginkan, bukan berdasarkan ekspektasi orang lain.
Dalam dunia yang penuh dengan tekanan sosial, di mana kita sering kali merasa harus beradaptasi dan memenuhi harapan orang lain, ide ini mungkin terdengar radikal.
Tetapi, berani untuk tidak disukai adalah salah satu langkah penting menuju kebahagiaan. Kita tidak bisa memaksa semua orang untuk menyukai kita, dan upaya untuk melakukannya hanya akan membuat kita kehilangan diri sendiri.
4. Keberanian Menjadi Orang Biasa
Gagasan terakhir yang diangkat Michele dalam ulasannya adalah keberanian untuk menjadi orang biasa. Sering kali, kita terjebak dalam ilusi bahwa kita harus mencapai sesuatu yang luar biasa agar bisa bahagia.
Namun, kenyataannya, hidup adalah rangkaian momen sederhana. Masa lalu dan masa depan adalah hal yang di luar kendali kita, tetapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita menikmati dan mensyukuri momen saat ini.
Kebahagiaan sejati datang dari kenyamanan dengan diri sendiri, dari menerima diri apa adanya, tanpa merasa harus memenuhi standar kesuksesan yang ditetapkan oleh masyarakat.