Hal ini bisa membuat seseorang mengalami rontok rambut yang lebih banyak dari biasanya, tetapi rambut biasanya akan tumbuh kembali setelah periode stres berakhir.
Selain itu, kondisi medis tertentu yang bisa dipicu oleh stres, seperti alopecia areata (kebotakan fokal), juga dapat menyebabkan rambut rontok dalam bentuk bercak atau area tertentu di kepala.
Namun, alopecia areata lebih terkait dengan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap dirinya sendiri daripada hanya karena tekanan pikiran.
Ada 3 Jenis Kebotakan Akibat Stres, berikut penjelasannya.
1. Alopecia Areata
Alopecia areata merupakan salah satu kondisi kebotakan yang berkaitan dengan faktor stres.
Kondisi ini terjadi ketika tubuh mengalami stres yang kemudian memicu respons autoimun, menyebabkan peradangan pada folikel rambut.
BACA JUGA:Manfaat Kelapa Muda Untuk Kesehatan, Bisa Untuk Pemulihan Pasca Sakit
Akibatnya, rambut rontok pada area tertentu di kepala atau bahkan di area tubuh lain yang tumbuh rambut.
Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, stres diketahui dapat memperburuk kondisi ini.
Banyak faktor lain yang juga dapat mempengaruhi alopecia areata, termasuk predisposisi genetik dan lingkungan.
2. Telogen Effluvium
Telogen effluvium adalah kondisi di mana seseorang mengalami rambut rontok yang melebihi jumlah normal (sekitar 100 helai per hari).
Faktor pemicunya bisa beragam, tetapi stres merupakan salah satu penyebab yang umum terkait dengan kondisi ini.
Saat seseorang mengalami stres berat, rambut bisa mengalami siklus rontok yang lebih cepat dan menghambat pertumbuhan rambut yang baru.
3. Trikotilomania