Ini menjadi tantangan tentunya untuk Kota Tasikmalaya yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai kota ramah anak.
Apalagi ada kasus kekerasan dalam rumah tangga yang pelakunya seorang dokter spesialis. Korbannya juga yakni istrinya juga seorang dokter spesialis.
Selain itu anak pasangan dokter spesialis tersebut menjadi korban kekerasan ayahnya hingga mengalami trauma.
Kasus ini sudah bergulir ke pengadilan. Pelaku sempat menjalani penahanan. Keterangan kuasa hukum korban dari Kantor Advokat Trah, Taufik Rahman, S.H.,M.H, kasus ini belum tuntas.
Pihaknya sudah melaporkan perkembangan kasus tersebut sampai ke Kapolri karena prosesnya mandek.
Kasus kekerasan seksual pada anak pernah terjadi juga kepada siswi sebuah sekolah menengah pertama.
Catatan Radartasik TV waktu itu sedang pandemi Covid-19. Karena sekolah harus online.menggunakan HP, siswi yang ekonomi keluarganya miskin menjadi korban lelaki hidung belang.
BACA JUGA:Syarat Dan Cara Daftar Masuk TNI Angkatan Udara, Simak Sebelum Daftar
BACA JUGA:Apa Itu SKD dan SKB CPNS 2024? Lengkap Dengan Kisi-Kisi Materinya
Ironisnya siswi tersebut disambungkan ke para lelaki hidung belang oleh orang dekatnya.
Siswi malang itu dikabarkan hamil dan terpapar HIV.
Hanya kasusnya saat itu tidak ada tindaklanjut. Tenggelam oleh situasi mencekam Covid-19 yang saat itu meneror seluruh warga Kota Tasikmalaya khususnya.
5.LGBT
Ini yang mengerikan. Kota Santri data terakhir tentang LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender) ada sekitar 3 ribu LGBT di Kota Tasikmalaya.
Ini jumlah yang terdata, tentunya kalau ini ibarat fenomena gunung es, jumlah LGBT yang tidak terdata bisa jauh lebih banyak.
Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya tahun 2023 tercatat sekitar 1500 penderita. Dominannya penderita adalah LSL (Laki-laki Suka Laki-laki).