Menanggapi persoalan di atas, Ketua Forum Majelis Taklim Tasikmalaya, Oping Mukhsin, S.Pd.I, mengingatkan agar para orang tua lebih fokus memperhatikan anak-anaknya.
BACA JUGA:Puluhan Pekerja di Kota Banjar Informal Didaftarkan BPJS Ketenagakerjaan
BACA JUGA:Aktivis Nilai Pj Wali Kota Tasikmalaya Dan Kepala Dinas Tidak Sinergi
Anak-anak muda itu, ujar Oping Muksin, mau menuju Indonesia Emas. Jadi ibu-ibu dan bapak-bapaknya semua harus sama-sama bergerak menjaga dan menyelamatkan generasi muda.
Salah satunya dengan menguatkan dan menata majelis taklim. Sehingga kajian-kajian taklim disesuaikan dengan kebutuhan yang terjadi di lingkungan.
Menurut Oping Muksin yang bertandang ke Radartasik TV, Jumat, 05 Januari 2024, majelis taklim muda-mudi juga harus dihidupkan di setiap lingkungan RW di setiap kelurahan.
Muda-mudi yang dominan generasi Z, lanjut pria alumni pesantren besar di Situbondo Jawa Timur ini, harus terbina dalam majelis taklim akan memiliki benteng berupa akhlak yang baik.
Sementara Ketua RW 11 Kelurahan Lengkongsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Nia Kurnia, tidak kaget dengan banyaknya masalah sosial di Kota Tasikmalaya.
Dipaparkan Nia Kurnia, karena Kota Tasikmalaya merupakan Kota Santri maka menjadi sasaran untuk dirusak.
Situasi ini analisa Nia Kurnia, agar tercitrakan bahwa Kota Santri saja masyarakatnya sudah rusak.
“Jadinya nanti tidak ada teladan lagi sebab orang-oramg sholehnya sudah dirusak,” katanya.
BACA JUGA:Pemilu 2024 Tercatat 705 ODGJ di Kota Tasikmalaya Akan Ikut Memilih Presiden dan Legislatif
BACA JUGA:Sebulan Pelaksanaan Kampanye, Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya Temukan Apk Melanggar
Kata Nia Kurnia, kota-kota lainnya yang jauh lebih besar dari Kota Tasikmalaya tidak dijadikan sasaran perusakan imej.
Sebab kota-kota tersebut tidak menyandang predikat Kota Santri. Jadi bukan sasaran.
Makanya kata Nia Kurnia, situasi ini tantangan seluruh elemen masyarakat di Kota Tasikmalaya untuk menghadapinya.