Manfaatkan Limbah Jadi Rupiah, Sungai Bersih Ekonomi Masyarakat Ikut Tumbuh
Kampanye Peduli Sungai, Manfaatkan Limbah Jadi Rupiah, Sungai Bersih Ekonomi Masyarakat Ikut Tumbuh--Sukirman
Manfaatkan Limbah Jadi Rupiah, Sungai Bersih Ekonomi Masyarakat Ikut Tumbuh
RADAR TASIK TV - Komitmen bersama deklarasi dalam menjaga dan menjaga kelestarian sungai Citanduy menjadi bagian dari peringatan hari sungai nasional tahun 2024 yang digelar BBWS Citanduy.
Penandatanganan komitmen bersama ini melibatkan unsur Forkopimda, SKPD, perbankan dan komunitas peduli sungai.
BACA JUGA:HUT Ke-392 Tasikmalaya Ajang Evaluasi Pemerintah Daerah, ini PR yang Harus Dibenahi
BACA JUGA:Pasti Ketagihan! Resep Dessert Enak Dan Sederhana Dirumah, Yuk Simak Resepnya
Tidak hanya deklarasi, berbagai kegiatan memperingati hari sungai juga digelar. Salah satunya, bazar UMKM yang melibatkan sejumlah pelaku usaha di Kota Banjar.
Berbagai jenis produk UMKM dipamerkan pelaku usaha dan komunitas peduli sungai yang tersebar Wilayah Hulu Hingga Hilir.
Kepala BBWS Citanduy, Elroy Koyari, Mengajak Stakeholder, Perbankan, UMKM dan komunitas untuk bersama-sama melestarikan sungai.
Elroy menjelaskan Sungai Citanduy memiliki sumbangsih dan dampak besar bagi kehidupan masyarakat di Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Pangandaran dan sebagian Cilacap Jawa Tengah.
"Peringatan hari sungai nasional ini kita merangkul semua stakeholder, TNI Polri, Pemerintah Daerah, Perbankan, Umkm, Paguyuban dan Komunitas semuanya kita bahu membahu menjaga kelestarian sungai. Wilayah Sungai Citanduy sangat panjang dan sudah menghidupi beberapa kabupaten mulai Dari Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Pangandaran dan sebagian Cilacap memberi dampak yang sangat besar." ujar Erloy Koyari
BACA JUGA:Begini Cara Menghilangkan Rasa Pahit di Sayur Pare, Makan Pare Auto Ketagihan
Perwakilan komunitas peduli Sungai Citanduy Galuh Humanis, Dike mengatakan, kampanye menjaga dan peduli sungai harus diawali dengan penguatan ekonomi keluarga melalui pemanfaatan limbah atau sampah. Pihaknya menggali potensi masyarakat setempat dengan melimpahnya limbah atau sampah.
"Ketika kita kampanye di depan sungai, jangan buang sampah disini tapi masyarakatnya masih lapar agak susah kita kampanye karena ada skala prioritas yaitu mendahulukan perut. Kita menggali potensi masyarakat setempat dengan melimpahnya limbah. Ketika ada penghasilan dari sampah, masyarakat mulai berpikir." ujar Dike
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: