TPA Jadi Indikator Penilaian Tertinggi Adipura, TPA Ciangir Bakal Berlakukan Metode Sanitary Landfill

TPA Ciangir Bakal Berlakukan Metode Sanitary Landfill, TPA Jadi Indikator Penilaian Tertinggi Adipura--
RADARTASIKTV.ID - Hingga Desember tahun ini, Pemkot Tasikmalaya akan melakukan perbaikan terkait penataan lingkungan, meliputi kebersihan, pengelolaan sampah hingga penanganan TPA.
Kepala dinas lingkugan hidup Kota Tasikmalaya, Deni Diyana mengatakan, TPA merupakan indikator penilaian tertinggi Adipura yakni 11 poin. Ini menunjukan bahwa pemerintah pusat menyerahkan sepenuhnya penanganan sampah kepada pemerintah daerah.
Salah satu persoalan yang krusial dalam penanganan sampah di Kota Tasikmalaya adalah penanganan di TPA. Saat ini TPA Ciangir masih menggunakan cara konvensional yaitu open dumping, atau sampah disebar begitu saja.
Kedepan, Pemerintah Kota Tasikmalaya akan melaksanakan metode sanitary landfill, yakni sampah yang ada akan diratakan, ditutup dengan tanah, dan dilakukan berulangkali.
BACA JUGA:Hilang Kendali, Sebuah Moge Terjun Ke Jurang, Pengendara Alami Luka-Luka, Begini Kronologinya...
BACA JUGA:Paslon Diminta Laporkan Jadwal Kampanye, Absen Lapor Bakal Disanksi?
“TPA itu indikator penilaian tertinggi dengan poin 11, paling tinggi memang, jadi pemerintah pusat punya konsen untuk penanganan sampah ini diserahkan kepada dareah bisa berupaya untuk menangani sampah, Adapun secara teknologi memang kita belum bisa mengadopsinya karena terkait beberapa hal, anggaran, mekanisme dan lain-lainnya lah, intinya yang penting sampah tersebut bisa kita tangani dan pengolahannya juga sesuai dengan dokumentasi dari Kementerian, minimal dengan metodologi sanitary landfill. Karena TPA tersebut akan saya jadikan hutan bambu, untuk mengembalikan fungsi resapan air dan juga mempercepat proses pembusukan,” ujar Deni.
Meski membutuhkan waktu bertahun-tahun, namun metode tersebut dinilai paling efektif dalam memanfaatkan lahan TPA, sehingga kedepan dapat digunakan untuk menanam berbagai tanaman seperti hutan bambu sehingga bisa merecovery dengan sendirinya.
BACA JUGA:Cegah Penyalahgunaan Kewenangan, KPU Minta Anggota Dewan yang Ikut Kampanye Agar Ajukan Cuti
BACA JUGA:Tri Dharma Perguruan Tinggi, Poltekkes Latih Warga Kawitan Budidaya dan Olah Ikan Lele
Simak Berita Selengkapnya dalam Video Berikut :
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: