7 Kesalahan Orang Saat Mengajukan KPR, Begini Jalan Keluarnya

7 Kesalahan Orang Saat Mengajukan KPR, Begini Jalan Keluarnya

kesalahan saat mengajukan KPR, foto: freepik--

7 Kesalahan Orang Saat Mengajukan KPR, Begini Jalan Keluarnya

RADAR TASIK TV – Ketika mengajukan KPR tidak sedikit orang yang melakukan kesalahan, karena ingin segera mendapatkan rumah idaman sehingga tidak teliti.

Padahal ketika melakukan kesalahan saat mengajukan KPR imbasnya bisa dirasakan hingga lama.

Karena KPR merupakan pinjaman jangka panjang yang jumlahnya sangat besar.

Bahkan bagi kebanyakan orang, KPR merupakan utang terbesar dan terlama yang mereka miliki.

Berbeda dengan membeli rumah secara tunai yang harus menyiapkan dana sangat besar, maka dengan KPR cukup menyiapkan uang muka saja, selebihnya tinggal mecicil.

Pembayarannya pun bisa dilakukan dengan jangka Panjang yaitu 10 – 20 tahun.

KPR sendiri merupakan suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah.

Maka dari itu, ketika memiliki KPR harus dilakukan dengan teliti dan cermat.

Jangan sampai kesalahan kecil jadi berujung kepada kondisi finansial yang berantakan di masa depan.

BACA JUGA:Mau Ajukan KPR? Ini Beberapa Pertimbangan yang Wajib Diperhatikan Sebelum Menyesal

Berikut ini adalah sejumlah kesalahan yang dilakukan ketika mengajukan KPR dan harus dihindari.

1. Terlalu terburu-buru

Hanya karena ingin segera memiliki rumah Impian banyak orang terburu-buru untuk mengambil KPR tanpa mempelajarinya terlebih dahulu.

Akhirnya banyak kerugian yang dirasakan, bahkan imbasnya terjadi dalam jangka Panjang.

Maka sebaiknya ketika ingin mengajukan KPR tidak boleh terburu-buru dan harus menggunakan waktu sebaik mungkin, agar bisa mempelajarinya dengan seksama.

2. Langsung mengambil KPR yang ditawarkan pengembang

Salah satu trik yang dilakukan pengembang adalah menawarkan KPR pada calon pembeli.

Biasanya hal ini dilakukan oleh mereka yang ingin gampang dan cepat mendapatkan KPR.

Pengembang biasanya memiliki beberapa partner bank untuk mendukung penjualan unit mereka.

Jadi ketika ada calon pembeli yang berminat menggunakan KPR, mereka akan menyodorkan produk KPR dari bank partner tersebut, yang disertai iming-iming promo bunga atau proses pengajuan yang cepat.

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebaiknya lakukan perbandingan antar KPR yang ditawarkan pengembang dan KPR secara mandiri.

Namun ketika mendapati bahwa KPR yang disarankan pengembang ternyata masih lebih menguntungkan, bisa memilih opsi tersebut nantinya.

BACA JUGA:Redakan Sakit Gigi Dengan Kumur-Kumur Air Garam, Begini Penjelasan Medisnya

BACA JUGA:Sakit Gigi? Gak Usah Ke Dokter Dulu, Coba Beberapa Bahan Alami Ini Untuk Meredakannya

3. Tidak riset dan membandingkan KPR yang ada

Produk KPR merupakan pinjaman dari bank dalam jumlah banyak dan sangat lama.

Setiap produk memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Maka dari itu sebelum mengajukan KPR harus melakukan riset terlebih dahulu dan membandingkan setiap produk yang ada.

Dari situ bisa langsung mulai menentukan mengajukan KPR di bank mana.

4. Tidak memahami produk KPR

Sangat lah penting mengetahui produk KPR itu sendiri agar kelak tidak tersandung masalah.

Jadi untuk bisa mendapatkan kredit rumah yang paling tepat, harus tahu dulu bibit-bebet-bobot dari produk KPR sendiri.

Pelajari la hapa itu KPR, mulai dari definisi, jenis, manfaat, cara kerja, sampai persyaratannya.

Dengan begitu bisa memiliki bekal dan amunisi untuk memilih produk KPR yang terbaik.

5. Tidak melihat besar bunga floating

Umumnya, bank akan menawarkan KPR dengan suku bunga mix, yakni bunga tetap dan bunga floating.

Bunga tetap biasanya ditawarkan hanya pada periode awal cicilan, biasanya sampai lima tahun pertama.

Setelahnya akan berlaku bunga floating atau mengambang yang besarnya mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Meskipun besar bunga floating berubah-ubah mengikuti suku bunga BI, namun tiap bank memiliki benchmark bunga floating yang berlaku untuk periode tertentu.

Bunga ini disebut suku bunga dasar kredit atau SBDK, dan besarnya berbeda-beda untuk setiap bank.

BACA JUGA:Ganti Nama Anak Supaya Tidak Rewel, ini Penjelasannya Menurut Islam

6. Mudah tergoda promo DP nol persen

Saat ini banyak sekali tawaran rumah dengan DP atau uang muka nol persen dari pengembang.

Dengan DP seperti itu siapa yang tidak tergoda bukan?

Hati-hati lah ketika ada tawaran seperti ini dari pengembang, karena biasanya ada konsekuensinya.

Biasanya pihak pengembang akan memberi syarat untuk mengambil KPR dari bank mitra mereka.

Padahal hal tersebut belum tentu baik untuk si pembeli rumah.

Cek dan cermati dulu besar bunga yang ditawarkan oleh bank tersebut.

Lihat juga skema bunga dan simulasi cicilannya agar Anda yakin bahwa KPR tersebut menguntungkan untuk keuangan kita dalam jangka panjang.

7. Tidak menyiapkan biaya ekstra untuk pengajuan KPR

Kesalahan yang satu ini sangat umum ditemukan terutama di kalangan pembeli rumah pertama.

Karena belum berpengalaman mengajukan KPR, maka masih banyak yang belum tahu bahwa pengajuan KPR juga membutuhkan biaya tersendiri di luar DP rumah.

Akibatnya, meski pengajuan KPR disetujui, akad kredit gagal terlaksana lantaran calon nasabah tak mampu menyediakan dana tunai yang dibutuhkan.

Jadi bagi yang berniat membeli rumah dengan KPR, perlu menyiapkan budget tersendiri untuk kebutuhan biaya-biaya KPR lainnya, yang meliputi biaya admin dan provisi bank, biaya appraisal rumah, biaya notaris, biaya asuransi, dan lain-lain.

Amannya, siapkan dana tunai sekitar 6-10% dari plafon KPR untuk keperluan tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: