Nyaman di Setiap Kilometer: Trik Memilih Sepatu Lari untuk Pemula dan Pelari Berpengalaman

Nyaman di Setiap Kilometer: Trik Memilih Sepatu Lari untuk Pemula dan Pelari Berpengalaman

Nyaman di Setiap Kilometer: Trik Memilih Sepatu Lari untuk Pemula dan Pelari Berpengalaman- Photo by freepik.com--

RADARTASIKTV.ID- Bagi banyak orang, sepatu lari sering dianggap hanya sebagai pelengkap gaya saat berolahraga. Padahal, pemilihan sepatu yang tepat adalah kunci agar setiap kilometer terasa nyaman, bebas cedera, dan performa lari bisa optimal. Baik untuk pemula yang baru memulai rutin lari, maupun pelari berpengalaman yang mengejar waktu terbaik, sepatu yang pas akan menjadi “partner” penting di setiap langkah.

BACA JUGA:Fun Run Seru dan Meriah, Lari Santai Bareng Teman untuk Weekend Lebih Sehat, Happy, dan Penuh Energi

BACA JUGA:Olahraga Anti-Mainstream: Temukan Aktivitas Seru dan Unik yang Bikin Tubuh Fit Tanpa Bosan

Sepatu lari yang salah bisa menyebabkan kaki lecet, nyeri lutut, bahkan cedera jangka panjang. Karena itu, memahami cara memilih sepatu yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter kaki menjadi investasi penting sebelum menambah jarak atau kecepatan. Dengan sedikit pengetahuan dan ketelitian, kamu bisa menemukan sepatu yang terasa seperti perpanjangan alami dari kaki sendiri.

Kenali Bentuk dan Kebutuhan Kaki

Pertama-tama, kenali dulu bentuk dan kebutuhan kaki. Setiap orang memiliki bentuk lengkung kaki dan pola pijakan yang berbeda, misalnya netral, cenderung masuk ke dalam (overpronation), atau keluar (supinasi). Pemula biasanya belum menyadari hal ini, sehingga sering asal membeli berdasarkan merek atau warna. Pelari berpengalaman umumnya mulai memperhatikan dukungan di bagian tengah kaki dan stabilitas untuk menjaga pijakan tetap seimbang saat menempuh jarak yang lebih jauh.

Ukuran dan Ruang Bagian Depan Sepatu

Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah ukuran dan ruang di bagian depan sepatu. Sepatu lari idealnya memiliki sedikit ruang ekstra di ujung jari, sekitar selebar satu jari tangan, agar kaki bisa mengembang saat berlari dan tidak terbentur ujung sepatu. Untuk lari jarak jauh, detail kecil seperti ini sangat berpengaruh terhadap kenyamanan. Sepatu yang terlalu sempit dapat menimbulkan lecet dan kuku memar, sedangkan yang terlalu longgar membuat kaki mudah bergeser dan meningkatkan risiko cedera.

Jenis Medan Lari

Jenis medan lari juga menentukan pilihan sepatu. Jika kamu lebih sering berlari di aspal, trotoar, atau treadmill, pilih sepatu dengan bantalan yang cukup tebal dan fleksibel untuk meredam benturan berulang. Bagi pelari yang senang menjelajah jalur tanah, bebatuan, atau hutan, sepatu trail dengan sol yang lebih kasar, daya cengkeram tinggi, dan bagian atas yang lebih kuat akan jauh lebih aman dan nyaman. Pemula bisa memulai dengan sepatu serbaguna untuk aspal, sementara pelari berpengalaman biasanya memiliki lebih dari satu pasang sesuai kebutuhan medan dan jenis latihan.

BACA JUGA:Berpotensi Langgar HAM, HMI Tasikmalaya Tolak KUHAP Baru, Minta Pengawasan Ketat Penerapan Hukum Pidana

BACA JUGA:Retribusi Parkir Kota Banjar Capai 84 Persen Dari Target, Dishub Terbitkan SP Bagi Juru Parkir Nunggak

Bobot dan Bantalan Sepatu

Bobot dan bantalan sepatu juga memegang peran penting. Pemula cenderung lebih terbantu dengan sepatu berbantalan empuk untuk mengurangi rasa pegal dan menyerap guncangan. Pelari berpengalaman, terutama yang mengejar kecepatan, sering memilih sepatu yang lebih ringan dan responsif agar langkah terasa cepat dan lincah. Kuncinya adalah mencari keseimbangan antara kenyamanan, perlindungan, dan rasa “ringan” saat kaki menapak.

Perhatikan Bentuk Tumit

Selain itu, perhatikan juga bentuk tumit dan perbedaan tinggi antara tumit dan ujung depan sepatu (heel drop). Bagi yang terbiasa mendarat dengan tumit, sepatu dengan drop lebih tinggi biasanya terasa lebih natural dan nyaman. Sementara pelari yang memakai teknik midfoot atau forefoot sering merasa lebih cocok dengan sepatu ber-drop rendah yang membuat langkah lebih stabil dan dekat dengan permukaan. Pemula bisa bereksperimen pelan-pelan, tidak perlu memaksakan perubahan drastis dalam waktu singkat.

Mencoba Sepatu di Sore atau Malam Hari

Momen saat mencoba sepatu juga tidak kalah penting. Cobalah sepatu di sore atau malam hari ketika kaki sedang sedikit membesar secara alami setelah beraktivitas. Gunakan kaus kaki yang biasa dipakai untuk lari, lalu berjalan atau berlari kecil untuk merasakan kenyamanan pada tumit, punggung kaki, dan jari-jari. Jangan ragu mencoba beberapa ukuran dan model berbeda sebelum memutuskan, karena kadang setiap merek punya standar ukuran yang sedikit berlainan.

BACA JUGA:Mengungkap Rahasia Dirty Latte, Perpaduan Espresso Pekat dan Susu Dingin yang Menghadirkan Rasa Tak Terlupakan

BACA JUGA:Sisi Lain Jengkol: Di Balik Bau Khasnya, Ternyata Ada Banyak Cerita Seru dan Kejutan Menarik yang Dibahas

Masa Pakai Sepatu

Terakhir, ingat bahwa sepatu lari punya “masa pakai”. Seiring bertambahnya jarak, bantalan akan berkurang dan sol mulai aus meski dari luar tampak masih utuh. Umumnya, sepatu lari perlu diganti setelah menempuh ratusan kilometer, tergantung medan dan gaya lari. Jika mulai sering muncul rasa nyeri yang tidak biasa, bantalan terasa keras, atau pola aus di sol sudah terlalu jelas, itu mungkin tanda bahwa saatnya mencari pasangan baru untuk menemani langkah-langkah berikutnya.

Dengan memilih sepatu yang tepat, setiap kilometer tidak lagi terasa sebagai beban, melainkan perjalanan menyenangkan menuju tubuh yang lebih kuat dan pikiran yang lebih segar. Baik pemula maupun pelari berpengalaman, semua berhak merasakan nyaman di setiap langkah. Maka sebelum menambah jarak lari, pastikan dulu kaki sudah “berumah” di sepatu yang benar-benar cocok.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: