Warga Purbaratu Terbaring Sejak Bayi Hingga Akhir Hayat, Empat Dekade Hidup dalam Keterbatasan

Warga Purbaratu Terbaring Sejak Bayi Hingga Akhir Hayat, Empat Dekade Hidup dalam Keterbatasan

Warga Purbaratu Terbaring Sejak Bayi hingga Akhir Hayat, Empat Dekade Hidup dalam Keterbatasan--

RADARTASIKTV.ID - Tim Radar semula berniat meliput kondisi kehidupan seorang pria dengan keterbatasan fisik di Kampung Golempang, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya.

Namun sebelum tim tiba, kabar duka datang lebih dulu. Usep, pria yang terbaring sejak bayi, meninggal dunia sekitar pukul sembilan, Rabu pagi.

Lahir pada tahun 1985, Usep tumbuh sebagai anak sehat. Namun saat usianya tiga bulan, ia mengalami kejang akibat demam hebat, atau yang dikenal masyarakat sebagai step.

Sejak saat itu, pertumbuhannya terhenti, dan ia tak pernah lagi bisa berdiri atau berjalan. Untuk sekadar berkomunikasi pun dilakukan dengan bahasa isyarat.

Selama empat puluh tahun, hidupnya dihabiskan di atas tempat tidur di rumah sederhana milik keluarganya.

Dengan tubuh yang semakin ringkih, Usep hanya mampu bergerak terbatas. Bahkan untuk menuju kamar mandi, ia harus menyeret diri dengan tangan atau punggung.

BACA JUGA:Wali Kota Pastikan Rangkaian Hari Jadi Kota Tasik Berjalan Kondusif, Capaian Tujuh Program Prioritas

BACA JUGA:Oknum Pemuda di Bantarkalong Cabuli Nenek Berusia 85 Tahun, Pelaku Beraksi Dalam Pengaruh Minuman Keras

Sejak orang tua Usep meninggal, kakak iparnya, Una, mengurus Usep seorang diri selama lebih dari dua dekade. Menurutnya, meski memiliki Kartu Indonesia Sehat, tak pernah ada pelayanan medis rutin yang diterima.

Semasa hidupnya, Usep dirawat dengan peralatan seadanya. Tak ada kursi roda, tak ada alat bantu kesehatan. Bantuan sosial pun tak datang secara rutin. Hanya sekali ia mendapat bantuan sembako dari pemerintah, itupun sudah lama berlalu.

Menurut Ketua RW setempat, Asep, keluarga sudah berulang kali melaporkan kondisi Usep ke pihak kelurahan dan dinas terkait, namun belum ada tindak lanjut.

Di tengah segala keterbatasan, Usep tetap menunjukkan semangat hidup. Ia sering mendengarkan radio dan tak jarang ikut berpuasa.

Tiga hari sebelum meninggal, Usep tak lagi mau makan — hanya terbaring dan sesekali meneguk air. Hingga akhirnya Usep meninggal dunia, Rabu pagi.

BACA JUGA:Dinkes Ciamis Luncurkan Gerakan Milyaran Cinta, Wujudkan Bumil Sehat dan Bahagia Menuju Indonesia Emas 2045

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait