Duta Baca Ajak Semua Pihak Tingkatkan Budaya Literasi, Rancang Strategi Dengan Menggagas Literasi Kekeluargaan

Duta Baca Ajak Semua Pihak Tingkatkan Budaya Literasi, Rancang Strategi Dengan Menggagas Literasi Kekeluargaan

Duta Baca Ajak Semua Pihak Tingkatkan Budaya Literasi, Rancang Strategi Dengan Menggagas Literasi Kekeluargaan --

RADARTASIKTV.ID - Budaya literasi masyarakat Kota Tasikmalaya, masih menjadi perhatian. Ini terlihat dari rendahnya masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan, dan memanfaatkan perpustakaan keliling. 

Dinas perpustakaan dan kearsipan daerah Kota Tasikmalaya (Dispusida Tasikmalaya) mencatat, hingga September 2024 total kunjungan warga ke perpustakaan daerah sebanyak 13.413 orang. Jumlah ini ditaksir akan menyalip jumlah total pengunjung pada tahun 2023 sebanyak 20.215 orang.

Meski data kunjungan bukanlah satu-satunya faktor ukuran budaya literasi, seperti yang dikatakan duta baca kota tasikmalaya, Sayyid Muhamad Ridho. Tidak menutup kemungkinan banyak orang yang hobi baca, tetapi tidak di perpustakaan daerah.

Sayyid mengatakan, budaya membaca, mesti secara serius dibangun di masyarakat Kota Tasikmalaya. Realitas menunjukkan, peningkatan lama bersekolah maupun masifnya penggunaan teknologi digital, belum secara signifikan memunculkan kebutuhan dan kebiasaan membaca yang berkualitas. 

BACA JUGA:8 Universitas Terbaik di Indonesia, Cetak Generasi Muda Dengan Pendidikan Berkualitas

BACA JUGA:Oleh Soleh Optimis Adang-Gita Dan Ade-Iip Menang di Pilkada, Perkuat Barisan Untuk Kemenangan Optimal

 “Tingkatan literasi itu yang paling dasar itu adalah membaca. Sedangkan level selanjutnya adalah menulis, lalu tahapan selanjutnya adalah menceritakan kembali. Sedangkan orang-orang sekarang mungkin cuma terpaku kepada membaca saja. Tingkatan yang paling tinggi itu adalah mengimplementasikan apa yang sudah dibacanya,” ujarnya Sayyid.

Sementara Sari Anthika Muthmainnah, yang juga duta baca Kota Tasikmalaya, mengatakan, aktivitas literasi tak lantas diartikan sempit, hanya di perpustakaan.

 “Sebenarnya banyak stereotyp yang tertanam di Kota Tasikmalaya. Kunjungan di perpustakaan itu hanya mencapai beberapa persen, bahkan 11 persen, yang pernah mengunjungi perpustakaan. Itu juga mengunjunginya bukan untuk membaca sehari-hari, namun untuk melakukan tugas akhir mahasiswa, skripsi tentunya. Nah, padahal dari berita itu kita tidak bisa menyimpulkan bahwa hal itu bisa menjadi tolak ukur untuk minat baca yang sebenarnya di Kota Tasikmalaya. Itu hanya karena perpustakaan itu hanya untuk tempat membaca umum. Jadi tidak semua warga membaca buku hanya di perpustakaan itu. Padahal kan membaca buku itu bisa saja di rumah, di kampusnya, di perpustakaan sekolahnya. Apalagi di zaman sekarang kan sudah modern. Jadi tidak sedikit juga warga yang membaca melalui digital,” ujar Sari.

BACA JUGA:KONI Banjar Bentuk Koordinator Olahraga Kecamatan, Upaya Tampung dan Gali Potensi Para Atlet

BACA JUGA:Kejari Tasikmalaya Geledah Rumah Saksi Kasus Korupsi, Rumah Itu Diduga Sebagai Kantor CV Agro Techno

Keduanya sudah melakukan ragam upaya untuk meningkatkan budaya literasi di tengah masyarakat Kota Tasikmalaya. Tidak hanya dengan mengunjungi sekolah, bahkan dalam usahanya, mereka menggaet beberapa pihak untuk membuat program

Namun, tantangan selalu ada. Mereka berharap semua pihak bisa mendukung program-program yang dapat menumbuhkan budaya literasi di Kota Tasikmalaya.

Sayyid dan Sari akan mewakili Kota Tasikmalaya, pada ajang pemilihan duta baca Provinsi Jawa Barat, Desember mendatang. Untuk bisa berkompetisi di ajang tersebut, keduanya menyusun program yang bisa mendobrak budaya literasi, tidak hanya di Kota Tasikmalaya, tetapi untuk Jawa Barat. Salah satu gagasaanya adalah menawarkan literasi melalui kekeluargaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: