Oknum Tokoh Agama di Tasikmalaya Cabuli Anak Didiknya, Korban Diperkirakan Lebih Dari Satu Orang

OKNUM TOKOH AGAMA DI TASIKMALAYA CABULI ANAK DIDIKNYA--
RADARTASIKTV.ID - Seorang oknum tokoh agama di Kabupaten Tasikmalaya, ditangkap kepolisian resort tasikmalaya, karena dugaan tindak pencabulan terhadap anak di bawah umur, yang merupakan anak didiknya. Modus pelaku terbongkar setelah salah satu korban, melaporkan kejadian ini kepada keluarga terdekatnya.
Pelaku, yang merupakan salah satu pimpinan di lembaga pendidikan tersebut, memanfaatkan momen ketika korban melintas di depan rumahnya, atau saat korban tengah melakukan kegiatan seperti mengaji dan piket, untuk melancarkan kelakuan bejatnya.
Setelah melakukan tindakan kejinya, pelaku memberikan sejumlah uang untuk membuat korban diam.
BACA JUGA:Siswa SMAN 2 Singaparna Antusias Sambut Program MBG, Siswa Minta Variasi Menu Agar Tidak Cepat Bosan
BACA JUGA:Sepeda Motor Ditinggal di Kebun Ternyata Hasil Curian, Pemilik Ngaku Kehilang Pada 30 Desember 2024
"Yang bersangkutan adalah oknum di salah satu lembaga pendidikan agama. Sesuai laporan, baru ada tiga korban, namun kami masih melakukan pendalaman. Modus pelaku adalah memanggil korban yang sedang melintas atau bertugas piket, kemudian melakukan tindakan tidak senonoh seperti mengusap area payudara dan bagian vital lainnya. Setelah itu, pelaku memberikan uang kepada korban untuk tutup mulut," ujarnya.
Kasus ini mendapat sorotan dari komisi perlindungan anak indonesia daerah Kabupaten Tasikmalaya. Mereka menyebut kasus ini sebagai pukulan bagi semua pihak, terutama karena pelaku merupakan seorang oknum tokoh agama.
"Ini adalah keprihatinan kita semua. Pelaku merupakan tokoh agama di daerah Culamega. Saat ini korban yang melapor baru tiga orang, namun tidak menutup kemungkinan jumlah korban bertambah. Kami menghimbau semua pihak untuk memberikan perhatian serius terhadap kasus ini," ujarnya.
Senada dengan KPAID, ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya, KH Atam Rustam, juga menyayangkan kasus ini. Ia menyerukan agar masyarakat menyerahkan penanganan kasus ini sepenuhnya kepada pihak berwajib.
"Kejadian ini adalah musibah bagi kita semua. Kami serahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib untuk diproses sesuai hukum. Kami sebagai tokoh agama juga akan meningkatkan dakwah kepada masyarakat agar kejadian seperti ini tidak terulang," ujarnya.
Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan untuk mendalami kasus ini. Seluruh pihak diimbau untuk terlibat dalam penanganan korban agar mereka dapat dipulihkan secara fisik maupun psikis.
Akibat tindakannya, pelaku dijerat dengan pasal 81 dan 82 undang-undang nomor 35 tahun 2014, tentang perlindungan anak, dengan ancaman hukuman kurungan 12 tahun penjara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: