Keunikan Budaya Jepang: 4 Budaya Jepang yang Terkenal Hingga Sekarang, Yuk Simak….

Keunikan Budaya Jepang: 4 Budaya Jepang yang Terkenal Hingga Sekarang, Yuk Simak, photo by chrome--
RADARTASIKTV.ID Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di Asia Timur, terdiri dari 6852 pulau.
Jepang menggunakan system pemerintahan monarki konstitusional dan negara ini dikenal dengan perkembangan budaya yang begitu pesat dan kebudayaan tersebut tetap eksis hingga sekarang.
Budaya yang ada di negara ini memiliki keunikan dan sejarahnya masing-masing, karena keunikan tersebut membuat budaya/tradisi yang terus di lestarikan oleh masyarakat lokal jepang terus bertahan hingga sekarang.
BACA JUGA:Musrenbang RKPD 2026 Dinas KP3 Kota Tasikmalaya, Prioritaskan Swasembada Pangan Untuk Kota Tasik
Biasanya tradisi ini di tampilkan di acara adata khusus dan hal ini juga yang menjadi daya Tarik bagi penggunjung untuk melihat tradisi tersebut.
4 Budaya Jepang yang Terkenal Hingga Sekarang
1. Geisha: Seniman-Penghibur Tradisional Jepang
Geisha merupakan salah satu budaya jepang dari sekian banyaknya budaya yang popular di jepang.
Terkadang, bagi orang-orang yang masih awam tentang Geisha, mereka akan menganggap Geisha sebagai sosok “mahluk misterius” dan menjadi salah satu budaya jepang yang akan disalah artikan.
Dalam Bahasa jepang geisha memiliki arti “ orang seni” atau orang-orang yang memiliki keterampilan dalam seni tradisional jepang. Seperti, menyanyi, menari, dan memainkan musik.
Geisha dikenal dengan seni menghibur tradisional jepang. Faktanya pertama kali yang memerankan seni geisha ini adalah seorang laki-laki, karena menurunnya minat belajar dan menekuni tradisi ini, hingga pada akhirnya para wanita yang menggantikannya.
Geisha sudah ada pada abad ke-18 dan abad ke-19 an, budaya ini bertahan dan tetap tekenal hingga sekarang. Sayangnya, budaya ini mulai menurun walaupun masih tetap ada beberapa warga yang melestarikannya.
Umumnya geisha sudah di ajarkan kepada anak-anak usia dini. Tidak hanya itu, rumah geisha biasanya membawa anak-anak gadis dari keluarga tidak mampu atau miskin untuk menetap dan berlatih disana. Rumah-rumah geisha itu di sebut okiya.
2. Matsuri
Matsuri merupakan semacam festival budaya di jepang yang diselenggarakan saat musim panas. Matsuri berhubungan dengan dengan festival dari kuil, yakni kuil Buddha dan kuil Shinto.
Sebenarnya, matsuri merupakan acara untuk berdoa dan bersembahyang. Hanya saja kegitan tersebut tidak memfokuskan kepada pengunjung yang dating. Wisatawan hanya dating dan menonton festival budaya Matsuri ini.
Matsuri sendiri berasal dari kata matsuru yang memiliki arti penyembahan atau pemujaan. Dalam agama Shinto ada 4 unsur dalam matsuri,
yaitu herai atau penyucian, persembahan, norito atau pembacaan doa, dan pesta makan. Sementara jika dilihat dari pengertian sekularisme, matsuri memiliki arti libur perayaan atau festival.
BACA JUGA:Sedang Trending Diperbicangakan! Polisi Selidiki Kasus Kematian Kim Sae-ron, Indikasi Bunuh Diri?
Adapun tujuan di adakan matsuri ini adalah sebagai bentuk doa atas keberhasilan penen, kesuksesan bisnis, sembuh dari penyakit, dan lainnya.
Tak hanya itu, matsuri sendiri di selenggarakan sebagai bentuk perayaan tradisi yang berkaitan dengan peralihan musim atau mendoakan arwah dari pada figure yang terkenal.
3. Sadao: Upaca Minum Teh
Sadao merupakan upaca minum the yang sering dilakukan oleh masyarakat jepang. Sadao ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu Ochakai dan Chaji.
Ochakai merupakan upacara minum teh yang tidak formal kerena biasanya orang jepang ajan mengundang teman dan kerabatnya untuk melakukan kegiatan ochakai sebagai bentuk perayaan keberhasilan atau semacamnya.
Chaji merupakan upaca minum the yang terbilang acara yang sifatnya lebih ke formal dan dangat sacral, bahkan pelaksanaannya bisa berlangsung hingga 4 jam.
Awalnya Sadao bermula dari agama Buddha (zen) yang dibawa oleh orang tiongkok di abad ke-6. Kemudian, upacara minum the ini kerap dilakukan oleh orang jepang sampai abad ke-12 yang mana pada abad itu ditemukan varian the baru, matcha yaitu the dari serbuk the hijau.
Sadao atau upacara minum the ini memiliki tata cara dalam pelaksanaanya. Tuan rumah harus melakukan persiapan, seperti menata ruangan, mendekor, menyiapkan peralatan sadao-nya, dan semacamnya.
Di sisi lain, tamu juga memiliki tata caranya sendiri sebelum diperkenankan masuk ke dalam ruangan yang telah di siapkan oleh tuan rumah. Kemudian ada aturan duduk dan tata cara menerima dan menyerahkan mangkuk tehnya.
4. Kimono: Pakaian Tradisional jepang
Budaya yang terkenal di jepang adalah Kimono. Hal ini sudah tidak asing lagi ketika mendengar istilah ini.
Kimono merupakan salah satu pakaian tradisional dari negara jepang yang sudah terkenal hingga ke kancah internasional. Kimono terdiri dari kata “ki” berarti pakai dan “mono” barang atau benda.
Awalnya kimono merupakan pakain yang dipakai oleh kalangan bangsawan saja, sekitar tahun 749-1185 atau dalam sejarah jepang diketahui sebagai periode Heian.
Seiring perkembangan zaman pakaian ini menjadai dangat popular dan familiar dikalangna masyarakat, bahkan sering pula dipakai oleh actor kabuki saat melakukan pentas atau Geisha.
Kimono juga memiliki berbagai jenis, diantaranya:
• Mofuku adalah kimono dengan warna serba hitam yang digunakan oleh wanita dan pria saat upacara berduka cita.
• Tomesode merupakan pakaian kimono yang sangat formal. Pakaian ini memiliki motif berwarna emas dan perak, digunakan untuk wanita jepang yang sudah menikah.
• Iromuji merupakan kimono yang tidak memiliki pola dan terdiri dari satu warna saja.
• Susohiki atau Hikizuri merupakan pakaian khusus yang dikenakan oleh Geisha atau penari jepang. Ciri khas dari kimono ini adalah bentuknya lebih Panjang hingga menyapu lantai.
• Furisode merupakan kimono formal yang hanya digunakan untuk wanita yang belum menikah atau masih lajang.
• Komon merupakan kimono yang menggunakan bahan dasar sutra untuk pembuatannya dengan memadukan motif yang hampit menutupi seluruh kimononya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: