Ramai #KaburAjaDulu, ini Respon Edwin Sean Diaspora Indonesia di Turki: Kabur Aja Dulu Nanti Balik Lagi

Ramai #KaburAjaDulu, ini Respon Edwin Sean Diaspora Indonesia di Turki: Kabur Aja Dulu Nanti Balik Lagi

Edwin Sean (tengah) Saat Mengikuti Ajang Top Model, Foto Dok. Pribadi--

RADARTASIKTV.ID – Tagar #KaburAjaDulu menjadi fenomena dan topik hangat media sosial belakangan ini.

Banyak kalangan muda yang memilih untuk meninggalkan Indonesia untuk sementara waktu, dikarenakan kondisi negara dari berbagai sisi entah itu politik, ekonomi, hukum maupun sosial, dianggap sedang dalam keadaan yang carut marut.

Banyak warga terutama kalangan muda yang merasakan stress dan tertekan sehingga akhirnya memutuskan pergi ke luar negri, entah untuk healing, belajar, atau bahkan mungkin sebagian ada yang memilih ikut ke kewarganegaraan pasangannya sehingga memutuskan menetap di luar negeri.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: MK Diskualifikasi Ade Sugianto Sebagai Bupati Terpilih, Pilkada Kab. Tasikmalaya Diulang

BACA JUGA:Ade Sugianto Didiskualifikasi, MK Perintahkan KPU Lakukan PSU, Partai Koalisi Segera Rapat Tentukan Sikap

Salah satu dari sekian banyak Diaspora Indinesia dari kalangan muda itu adalah Edwin Sean Al-Mahbubby.

Pemuda asal Tasikmalaya ini keberangkat ke luar Negeri pada tahun 2019 sebagai pelajar dengan bermodalkan nekad dan uang hasil menabung.

Edwin memilih berangkat ke Negara Turki lewat jalur mandiri darpiada jalur beasiswa.

Menurut Edwin ramaianya Tagar kabur aja dulu merupakan sebuah sikap spontan dari Masyarakat karena melihat kondisi Indonesia yang saat ini dinilai sedang tidak baik-baik saja.

Menurut Pria jangkung ini. Kabur dulu ke luar Negeri tidaklah apa-apa, jika sudah berhasil nantinya bisa kembali lagi untuk membangun Indonesia.

“Kabur aja dulu, tapi  nanti balik lagi. Dan saran saya kepada teman-teman yang mungkin juga ingin kabur dulu entah ke Turki atau negara manapun lebih baik lewat jalur legal, saya sangat tidak menyarankan jalur ilegal”, tutur Edwin.

Ia berpikir masih banyak orang yang lebih membutuhkan jalur beasiswa, faktanya meski banyak juga diluar sana pelajar yang secara finansial mampu pergi secara mandiri namun tetap memilih jalur beasiswa.

Sempat tak diizinkan oleh orang tua, Edwin Sean keukeuh pergi belajar ke Turki dan berakhir sukses.

Edwin berkuliah di salah satu kampus terbaik ke 47 di Turki yakni di NIĞDE ÖMER HALISDEMIR ÜNIVERSITESI, dengan biaya persemesteran yang disubsidi pemerintah Turki yaitu hanya sebesar 1,5 juta.

Ia juga menerima subsidi makan di kampusnya sehingga biaya pembayaran sangat murah yaitu jika dirupiahkan hanya sebesar RP. 3.500 saja, sudah mendapat menu empat sehat lima sempurna.

BACA JUGA:UMKM Expo 2025: Ajang Unjuk Gigi Pelaku Usaha Kota Banjar, Pamerkan Produk Unggulan 100 UMKM Terpilih Ikut Ex

BACA JUGA:Lagu “Bayar Bayar Bayar” Viral, Novi Sukatani Justru Kehilangan Status Sebagai Guru SD, Ini Penjelasannya…

Selain itu pemerintah juga memberikan potongan harga publick transportation untuk kalangan mahasiswa. Untuk tempat tinggal di asrama, Edwin hanya membayar sebesar 9 juta pertahun, sudah termasuk makan 3 kali sehari beserta fasilitas lengkap seperti tempat tidur, mesin cuci dan lain-lain.

Selama empat tahun menempuh pendidikan di Turki, dengan segala kemudahan yang diberikan oleh pemerintah Turki, Edwin banyak membangun koneksi dan kredibilitas.

Sehingga pada tahuin 2023 ia berhasil membangun perusahaannya sendiri Artemis Bhospora untuk membantu para pelajar Indonesia yang ingin kuliah ke Turki.

Perusahaannya bahkan bekerjasama dengan pemerintahan Turki sebagai penghubung mitra ke pemerintahan daerah kota Tasikmalaya dalam program Brilia Schoolar Ship, atau program partial pemerintah Turki dengan Indonesia.

Namun sayangnya setelah melakukan pemaparan di acara Artemis Conference tahun ke-4 2023 kurang mendapat respon dari Pemerintah Daerah sehingga program tersbut batal dan tidak bisa dilanjutkan.

Padahal Edwin ingin sekali mewujudkan program tersebut dan menjadikan kota Tasik sebagai roll model bagi kota-kota lain, dalam penyediaan layanan mudah untuk membantu mengirimkan para pelajar Indonesia yang ingin belajar ke Turki.


Pemaparan Program Schoolarship Artemis Conference 4th year di Tasikmalaya--

Dikarenakan kesibukan dan melihat kondisi di negaranya, ada sedikit perasaan enggan pulang untuk saat ini, sehingga ia kini lebih banyak menghabiskan waktunya di Turki dengan berbagai macam kesibukannya.

“Jika kalian bertanya apakah saya mencintai Indonesia? Ya, saya sangat mencintai Indonesia, namun untuk saat ini saya merasa harus pergi untuk mengembangkan seluruh aspek kehidupan saya terlebih dahulu, karena saya rasa, jika saya akan tetap berada di Indonesia saya akan tetap berada posisi stagnan, namun saya dan keturunan saya kelak tidak ingin dicap sebagai anak yang melarikan diri dari bangsanya karena sedikit pun rasa nasionalis saya tidaklah berkurang”, ungkap Edwin kepada Radar TV.

Selain menjadi pelajar dan mengembangkan perusahaannya, Edwin juga aktif di dunia entertainment Turkiye sebagai model, actor dan singer.

Pada tahun 2023 kemarin ia berhasil meraih penghargaan di Model mof Models national Turkiye di tahun ke-58, ia menjadi orang Indonesia pertama yang menjuarai ajang model tersebut.

Pemerintah Turkiye dengan agensinya memintanya untuk perwakilan Turkiye di acara Mister World Vietnam 2023, namun ia menolak karena edwin tidak ingin menjadi perwakilan negara lain selain Indonesia karena rasa cintanya terhadap Indonesia.

BACA JUGA:Dinkes Kota Tasikmalaya Genjot Kampanye Tablet Penambah Darah, Siapkan USG Di Puskesmas Sebagai Deteksi Dini

BACA JUGA:Cerita Unik Dibalik Rambutan Manis Si Batulawang, Mulai Dikenal Masyarakat Luas Tahun 1990

Edwin juga masuk kedalam lima besar Top Model Universe Turki 2024. Ia juga menjadi perwakilan Indonesia yang mengenakan baju rancangan Designer Victor Baron di acara Fashion Week Turkiye.

Edwin juga menjadi penyanyi dari Indonesia yang sering muncul di acara televesi nasional Turki, ia merilis single pertamanya dan ditayangkan di sejumlah Televisi nasional Turki.

Ia mengaku bahwa ia lebih tertarik untuk berbisnis dan berkarya di sana, dikarenakan Indonesia masih kurang melek akan aprsiasi dan menghargai baik pekerja seniman atau pun pekerja di bidang lain.

Bagi edwin gagalnya ia dalam mengirimkan sekian ratus mahasiswa ke luar negri untuk belajar dan berkembang menjadi salah satu contoh sulitnya membangun kerja sama dengan pemerintah daerah di Indonesia.

“Saya sangat mencintai Indonesia, akan tetapi saya harus hidup berkembang, dengan itu saya dapat membantu mengembangkan bangsa saya juga. Kelak saya akan kembali kepada Indonesia yang saya cintai dengan keberhasilan dan penuh rasa bangga”, pungkasnya.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: