Aktivis Nilai Viman Minim Konsep Penataan PKL HZ dan Cihideung, Jika Mau Reloksi Perlu Dipikir Matang

Aktivis Nilai Viman Minim Konsep Penataan PKL HZ dan Cihideung, Jika Mau Reloksi Perlu Dipikir Matang

Aktivis Nilai Viman Minim Konsep Penataan PKL HZ Dan Cihideung, Jika Relokasi Jadi Solusi, Perlu Dipikirkan Secara Matang--Hasbi

RADARTASIKTV.ID - Masalah pedagang kaki lima merupakan masalah yang klasik di Kota Tasikmalaya. Terutama PKL yang berada di kawasan pedestrian Cihideung dan sepanjang HZ Mustofa.

Aktivis himpunan mahasiswa islam (HMI) Tasikmalaya, Ujang Amin, menilai pemkot di bawah komando Viman Alfarizi Ramadhan, minim konsep, terkait solusi mengatasi problematika tersebut.

Amin menilai ada langkah strategis di visi dan misi viman, namun hal ini perlu dijabarkan secara lebih. Amin menilai pedagang diibaratkan seperti semut, jika ada gula maka akan berkerumun.

BACA JUGA:Pemkab Ciamis Launching Pesantren Ramadhan 1446 Hijriah, Ilmu Agama Sebagai Pondasi Bagi Generasi Emas 2045

BACA JUGA:Penguatan Tim Koordinasi Penerapan Kawasan Tanpa Rokok, KTR Bentuk Keadilan Bagi Perokok dan Bukan Perokok

Perlu ada terobosan atau gebrakan, sehingga adanya PKL tidak berdampak negatif seperti merampas hak pejalan kaki, dan menimbulkan kemacetan.

Amin merekomendasikan, di 100 hari kerja Viman dan Diky, minimal mereka bisa mengoptimalkan masalah penataan ini. Jika relokasi menjadi solusi, maka harus dipikirkan dengan matang.

Jangan sampah seperti yang lalu-lalu, dimana relokasi malah menyebabkan gesekan antar pedagang, dan penurunan omset jualan pkl sehingga mereka kembali lagi ke HZ dan Cihideung.

BACA JUGA:Ribuan Tenaga Honorer di Banjar Geruduk Kantor DPRD , Tuntut Surat Edaran Menpan RB Dicabut

BACA JUGA:Penguatan Tim Koordinasi Penerapan Kawasan Tanpa Rokok, KTR Bentuk Keadilan Bagi Perokok dan Bukan Perokok

“HZ dan Cihideung ini wilayah yang central di pusat kota ini kalau dibiarkan selain merampas hak pejalan kaki juga mencerminkan pemkot minim konsep. Kalau dilihat dari visi misi Viman kan ada langkah strategis seperti relokasi tapi secara teknis ini butuh penjabaran lebih, berbicara PKL ini seperti semua, kalau ada gula mereka berkerumun. Ini tinggal zonasinya saja mana wilayah yang gabisa diterobos PKL mana zonasi yang boleh dipakai jualan. Nah ini berdampak pada kemacetan, akses parkir juga belum ada solusi makanya tercecer antara pedagang dan parkiran sehingga tata ruang jadi carut marut, saya rekomendasikan 100 hari kerja Viman optimalkan masalah pemetaan ini, kalau ada relokasi ya pikirkan juga jangan ke tempat yang malah ada gesekan antar pedagang dan jadi minim pendapatan. Jangan asal memindahkan, kalau minim pengunjung ya balik lagi, ” ujarnya.

Ujang Amin berharap, Viman bisa berdialog dengan para pedagang, tentang apa yang akan ia lakukan dengan nasib mereka.

Semua pihak tentu menginginkan semua seperti mestinya, pedestrian untuk pejalan kaki dan jalan raya untuk pengendara, tanpa perlu macet-macetan saat melewati kawasan pusat kota ini.

BACA JUGA:Pemkab Ciamis Launching Pesantren Ramadhan 1446 Hijriah, Ilmu Agama Sebagai Pondasi Bagi Generasi Emas 2045

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: