5 Bahaya Roblox bagi Anak, Nomor 3 Bikin Ngeri! Ini Cara Orang Tua Mengatasinya

5 Bahaya Roblox bagi Anak, Nomor 3 Bikin Ngeri! Ini Cara Orang Tua Mengatasinya

Roblox, game populer anak yang penuh kreativitas namun juga menyimpan risiko tersembunyi jika tanpa pengawasan orang tua. Foto Instagram--

RADARTASIKTV.ID - Roblox kini salah satu game online yang paling digemari anak-anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di balik grafisnya yang sederhana dan konsep bermain sambil berkreasi, ada risiko tersembunyi yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, terutama jika dimainkan tanpa pendampingan orang tua.

Bahaya Roblox Bagi Anak

Roblox bersifat user-generated content, artinya siapa pun bisa membuat dan membagikan game di dalam platform. Meski Roblox memiliki aturan dan filter, tidak semua konten berhasil disaring secara optimal. Akibatnya, ada sejumlah permainan atau ruang interaksi yang memuat:

1. Adegan Kekerasan

Tindakan memukul, menembak, atau menyerang karakter lain, Meskipun tampilannya menggunakan grafis sederhana, paparan berulang terhadap aksi kekerasan ini dapat menumpulkan empati anak, membuat mereka menganggap kekerasan sebagai hal biasa, bahkan menirunya dalam kehidupan nyata. 

BACA JUGA:Dari Call of Duty Hingga PUBG, Games FPS Online Android yang Wajib Dicoba

BACA JUGA:Sidak Jam Malam, Petugas Temukan Pelajar Sedang Mabar Game, Sosialisasi Libatkan Semua Pihak Termasuk RT/RW

2. Sadisme & Horor

Beberapa permainan mengandung unsur sadisme, seperti potongan tubuh yang berserakan, cipratan darah, atau kekerasan ekstrem yang digambarkan secara visual.

Ada pula game horor dengan suasana gelap, musik mencekam, dan kemunculan mendadak karakter menyeramkan (jump scare).

Paparan konten ini dapat memicu rasa takut berlebihan, mimpi buruk, bahkan trauma. Dalam jangka panjang, anak bisa menjadi terbiasa melihat kekerasan ekstrem, menurunkan sensitivitas terhadap penderitaan, dan memandang kekerasan sebagai hiburan.

3. Konten Pornografi & Pergaulan Bebas

Beberapa game room menampilkan karakter dalam pakaian minim atau perilaku seksual yang jelas tidak pantas dilihat anak-anak. Bahkan ada yang mengarah pada simulasi pergaulan bebas.  Konten seperti ini berpotensi merusak pemahaman anak tentang hubungan sehat, memicu rasa ingin tahu yang berlebihan, dan mengarahkan mereka pada pencarian informasi seksual di luar kendali orang tua.

BACA JUGA: Jangan salah, Maag dan GERD Bukan Penyakit yang Sama! Dr. Zaidul Akbar Berbagi Resep Untuk Mengobatinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: