Gua Safarwadi Pamijahan, Wisata Religi Patilasan Syekh Abdul Muhyi Saat Menyebarkan Islam
Sumber Foto: Screenshot--
Setelah mendengarnya, orang tua Syekh Abdul Muhyi segera tinggal di Kuningan. Syekh Abdul Muhyi memulai pencarian gua.
Dia mulai menanam padi, tetapi tidak pernah berhasil. Jika hasil padi yang dipanen sama, gua akan ditemukan. Itu berarti gua tersebut ada di sana.
Meskipun demikian, hasil panennya selalu melimpah. Akhirnya, Syekh Abdul Muhyi berpamitan untuk kembali mencari gua dan menetap di Pamengpeuk, yang sekarang bagian dari Kabupaten Garut.
Saat mayoritas penduduknya beragama Hindu, Syekh Abdul Muhyi tinggal selama satu tahun dan menyebarkan agama Islam.
Ayah Syekh Abdul Muhyi, Sembah Lebewarta Kusumah, wafat satu tahun kemudian. Kampung Dukuh, yang terletak di tepi Kali Cikaengan, adalah tempat pemakaman jenazah ayahnya.
Syekh Abdul Muhyi kembali mencari gua tersebut beberapa hari setelah ayahnya meninggal.Suatu saat dia tinggal di daerah Batu Wangi.
Kemudian dia melanjutkan perjalanannya hingga tiba di daerah Lebaksiu, di mana Syekh Abdul Muhyi tinggal.
BACA JUGA:Wisata Religi Yang Tak Boleh Terlewatkan Saat Berkunjung ke Tasikmalaya
Akhirnya, Syekh Abdul Muhyi kembali untuk melanjutkan perjalanannya menuju gunung kampung Cilumbu.
Akhirnya, dia turun menuju lembah dan bertafakur melihat pemandangan sambil menanam padi. Pada suatu hari, Syekh Abdul Muhyi melihat padi yang ditanam sudah menguning dan telah mencapai waktu untuk dipetik.
Saat padi dipetik, terpancar cahaya kewalian yang ditandai dengan kekuatan Allah SWT. Hasilnya tidak kurang atau lebih, hanya sebanyak jumlah benih yang ditanam.
Dengan kembali menanam benih padi, Syekh Abdul Muhyi ingin memastikan bahwa gua itu benar. Dia berjalan ke arah timur dan mendengar kicauan burung dan suara air terjun keluar dari lubang.
Syekh Abdul Muhyi pergi ke gua untuk melihatnya. Akhirnya, dia melihat lubang yang berada di tempat yang sama dengan gua yang digambarkan gurunya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: