Mengenal 8 Kesalahan Komunikasi Bikin Salah Paham, Berikut Rahasia Mengatasinya agar Komunikasi Lebih Efektif

Komunikasi yang efektif dimulai dari kesadaran dan keterampilan menyampaikan pesan dengan tepat, di waktu yang tepat, kepada orang yang tepat. Ilustrasi AI--
Cara mengatasinya: Pilih waktu yang kondusif ketika lawan bicara dalam keadaan tenang dan siap menerima informasi. Apabila memungkinkan, tanyakan terlebih dahulu waktu yang tepat untuk membicarakan topik tersebut.
6. Mendominasi Percakapan
Komunikasi yang sehat memberi ruang bagi kedua belah pihak untuk saling bertukar pikiran. Jika hanya satu pihak yang terus berbicara, percakapan menjadi tidak seimbang.
BACA JUGA:Mengenal Aplikasi Discord, Platform Komunikasi Serbaguna untuk Semua Komunitas!
BACA JUGA:5 Rekomendasi Kampus Dengan Jurusan Ilmu Komunikasi di Bandung, UNPAS Paling Banyak Peminat?
Hal ini tidak hanya membuat interaksi menjadi timpang, tetapi juga menghilangkan kesempatan untuk mendapatkan sudut pandang baru.
Mendominasi pembicaraan adalah bentuk komunikasi yang tertutup, yang pada akhirnya dapat melemahkan kualitas hubungan.
Cara mengatasinya: Atur porsi berbicara secara proporsional. Berikan kesempatan kepada lawan bicara untuk menyampaikan pandangannya, dan ajukan pertanyaan terbuka agar ia merasa dilibatkan.
7. Tidak Menyesuaikan Gaya Komunikasi
Setiap orang memiliki gaya komunikasi yang berbeda, dipengaruhi oleh latar belakang, pendidikan, usia, dan budaya.
Menggunakan gaya komunikasi yang sama untuk semua orang sering kali membuat pesan kurang efektif. Tanpa penyesuaian, risiko salah paham meningkat karena cara penyampaian yang tidak sesuai dengan pola pikir dan kebiasaan lawan bicara
Cara mengatasinya: Kenali karakteristik dan latar belakang lawan bicara. Sesuaikan tingkat formalitas bahasa, tempo bicara, serta metode penyampaian agar lebih mudah diterima.
8. Berbicara Saat Emosi Memuncak
Ketika dikuasai emosi, seseorang cenderung berbicara tanpa mempertimbangkan dampak kata-katanya, sehingga pesan bisa disalahartikan atau menyinggung pihak lain.
Dalam keadaan marah atau frustrasi, kemampuan berpikir jernih menurun, dan kata-kata yang keluar cenderung bersifat impulsif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: