5 Problem Sosial di Kota Tasikmalaya, Selain Geng Motor Ternyata Nomor Buncit Ngeri Banget!
Ribuan botol miras hasil razia aparat gabungan polisi, dan satpol PP pada 26 Juni 2023. Miras ini menjadi pemicu rentetan kejadian negatif di Kota Tasikmalaya, salah satunya pelajar anggota geng motor sebelum beraksi menegak miras terlebih dahulu.-dok.radartasik.com-
5.LGBT
Ini yang mengerikan. Kota Santri data terakhir tentang LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender) ada sekitar 3 ribu LGBT di Kota Tasikmalaya.
Ini jumlah yang terdata, tentunya kalau ini ibarat fenomena gunung es, jumlah LGBT yang tidak terdata bisa jauh lebih banyak.
Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya tahun 2023 tercatat sekitar 1500 penderita. Dominannya penderita adalah LSL (Laki-laki Suka Laki-laki).
Menanggapi persoalan di atas, Ketua Forum Majelis Taklim Tasikmalaya, Oping Mukhsin, S.Pd.I, mengingatkan agar para orang tua lebih fokus memperhatikan anak-anaknya.
BACA JUGA:Puluhan Pekerja di Kota Banjar Informal Didaftarkan BPJS Ketenagakerjaan
BACA JUGA:Aktivis Nilai Pj Wali Kota Tasikmalaya Dan Kepala Dinas Tidak Sinergi
Anak-anak muda itu, ujar Oping Muksin, mau menuju Indonesia Emas. Jadi ibu-ibu dan bapak-bapaknya semua harus sama-sama bergerak menjaga dan menyelamatkan generasi muda.
Salah satunya dengan menguatkan dan menata majelis taklim. Sehingga kajian-kajian taklim disesuaikan dengan kebutuhan yang terjadi di lingkungan.
Menurut Oping Muksin yang bertandang ke Radartasik TV, Jumat, 05 Januari 2024, majelis taklim muda-mudi juga harus dihidupkan di setiap lingkungan RW di setiap kelurahan.
Muda-mudi yang dominan generasi Z, lanjut pria alumni pesantren besar di Situbondo Jawa Timur ini, harus terbina dalam majelis taklim akan memiliki benteng berupa akhlak yang baik.
Sementara Ketua RW 11 Kelurahan Lengkongsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Nia Kurnia, tidak kaget dengan banyaknya masalah sosial di Kota Tasikmalaya.
Dipaparkan Nia Kurnia, karena Kota Tasikmalaya merupakan Kota Santri maka menjadi sasaran untuk dirusak.
Situasi ini analisa Nia Kurnia, agar tercitrakan bahwa Kota Santri saja masyarakatnya sudah rusak.
“Jadinya nanti tidak ada teladan lagi sebab orang-oramg sholehnya sudah dirusak,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: