Antisipasi Gangguan Jantung saat Beribadah Haji, Ini yang Harus Dilakukan Jemaah Haji Indonesia
Jemaah haji Indonesia yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit jantung agar senatiasa menjaga kesehatan. Foto: media center haji--
Jemaah haji dengan penyakit degeneratif memiliki risiko tinggi mengalami gangguan jantung.
"Apalagi etape perjalanan ibadah haji melalui beberapa tahap sejak embarkasi, penerbangan, perjalanan darat ke Makkah dan juga prosesi saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna)," kata dia.
Dia mengimbau bagi jemaah yang sakit, jemaah lansia dan jemaah risiko tinggi wajib mempersiapkan obat rutin yang diminum pada tas yang mudah dijangkau dengan jumlah obat yang cukup untuk selama perjalanan.
"Ini penting untuk disiapkan jemaah saat Armuzna, karena terkadang jemaah lupa menyiapkannya," kata Rendi.
Pengenalan dan deteksi dini gangguan jantung selama di tanah suci berguna untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Dengan demikian, gangguan jantung akan mendapatkan penanganan medis lebih cepat dari tim kesehatan.
Antisipasi Gejala Gangguan Jantung
Mengantisipasi gejala gangguan jantung, Rendi membagikan cara mudah mengenali adanya gangguan jantung bagi jemaah haji selama berada di tanah suci:
1. Kenali gejala yang mungkin muncul, gejala tersering yang dialami jemaah adalah adanya nyeri pada dada seperti tertindih dan menjalar, dapat disertai pusing disertai muntah, kepala terasa sakit atau berat.
Jika jemaah haji merasakan atau melihat teman sekamarnya memiliki gejala tersebut, segera hubungi TKHK (Tenaga Kesehatan Haji Kloter).
2. Kendalikan faktor risiko. Untuk jamaah haji yang memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes dan kolesterol wajib meminum obat rutin dan kontrol pada TKHK ataupun dokter spesialis di Poli Risti di Sektor.
Hal ini bertujuan agar jamaah yang sedang dalam pengobatan dapat terpantau kondisinya. Diabetes, hipertensi dan kolesterol yang tidak terkontrol dapat memicu munculnya gangguan jantung.
3. Ketahui kapan harus memberi hak tubuh untuk beristirahat. Apalagi sebentar lagi adalah puncak ibadah haji yang memerlukan fisik yang prima. Oleh karena itu, Tim Kesehatan mengimbau untuk jamaah mendengarkan tubuhnya apabila tubuhnya sudah memberikn alarm untuk beristirahat. Tidak memaksakan diri pada ibadah sunnah, dan berfokus pada persiapan Arafah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: