Ini Dia, Efek Mengejutkan pada Tubuh Saat Berhenti Mengonsumsi Gula

Ini Dia, Efek Mengejutkan pada Tubuh Saat Berhenti Mengonsumsi Gula

Ini Dia, Efek Mengejutkan pada Tubuh Saat Berhenti Mengonsumsi Gula- Gambar : Canva--

Secara ilmiah, gula memengaruhi ritme sirkadian tubuh, yang mengatur pola tidur dan bangun. Ketika gula darah melonjak, tubuh merespons dengan memproduksi lebih banyak insulin untuk menurunkannya.

BACA JUGA:Tidak Hanya Jadi Lalapan, Resep Gulai Daun Singkong Ini Bisa Sampai Bikin Nasi Habis

BACA JUGA:Rekomendasi Resep Gulai Kambing untuk Hari Raya Idul Adha yang Empuk dan Lezat

Namun, ini justru memicu penurunan kadar gula darah yang drastis, yang dapat menyebabkan terbangun di malam hari atau mengalami tidur yang tidak nyenyak.

Setelah berhenti mengonsumsi gula, Anda akan merasakan tidur yang lebih dalam dan nyenyak, karena hormon-hormon pengatur tidur kembali seimbang.

Satu Minggu: Kulit Lebih Cerah dan Sehat

Setelah seminggu berhenti mengonsumsi gula, perubahan pada kulit mulai tampak. Salah satu efek samping dari konsumsi gula berlebih adalah peradangan pada kulit, yang dapat menyebabkan jerawat, kulit kusam, dan keriput.

Gula memicu proses yang disebut glikasi, di mana molekul gula berlebih dalam darah mengikat kolagen dan elastin, protein yang menjaga elastisitas dan kekenyalan kulit. Glikasi ini merusak protein tersebut, sehingga kulit menjadi kendur, muncul garis-garis halus, dan kusam.

Dengan mengurangi konsumsi gula, proses glikasi melambat, dan tubuh mulai memproduksi kolagen yang lebih sehat. Hasilnya, kulit terlihat lebih cerah, bersih, dan segar.

Peradangan pada kulit juga berkurang, membantu meredakan jerawat dan membuat kulit terlihat lebih sehat secara keseluruhan.

Dua Minggu: Mood Lebih Stabil dan Lebih Baik

Dua minggu setelah berhenti mengonsumsi gula, perubahan yang paling signifikan terjadi pada keseimbangan suasana hati (mood). Gula telah terbukti memengaruhi fungsi otak, terutama terkait dengan produksi neurotransmitter seperti serotonin, yang dikenal sebagai "hormon kebahagiaan".

Ketika kita mengonsumsi gula, tubuh mengalami lonjakan glukosa, yang memicu pelepasan serotonin secara berlebihan. Namun, efeknya hanya sementara, dan ketika kadar gula turun, mood juga ikut turun drastis.

Ketika Anda berhenti mengonsumsi gula, otak mulai beradaptasi untuk menghasilkan serotonin secara lebih stabil, tanpa adanya fluktuasi gula darah. Ini berarti Anda akan merasa lebih bahagia, tenang, dan memiliki kontrol yang lebih baik atas emosi.

Efek ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa diet rendah gula berhubungan dengan risiko depresi dan kecemasan yang lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: