Mengupas Bedak Saripohaci yang Melegenda, Konon Sudah Hadir Sejak Zaman Penjajahan Belanda
mengulas bedak legendaris saripohaci, ilustrasi: Alby--
Bedak racikan Marijah pun diminati banyak orang sehingga berkembang menjadi bisnis.
Bahkan para wanita Belanda ikut menjadi konsumen bedaknya.
Awalnya bedak Saripohaci hanya dibungkus dengan daun, sebelum menggunakan kemasan ikonik yang bertahan sampai sekarang.
BACA JUGA:Bumbu Dapur Bisa Hempaskan Jerawat? Ini 8 Manfaat Kunyit Untuk kecantikan
Setelah Marijah wafat pada tahun 1959 silam, usahanya diteruskan oleh Harjo, suami Marijah.
Lalu bisnis tersebut kemudian berlanjut pada Neneng Fatimah selaku istri kedua Harjo dan diteruskan oleh istri ketiga, Ocoh Setiawati.
Pada era tahun 1960 – 1980an, bedak Saripohaci sempat berjaya.
Pada saat itu penjualannya meluas hingga ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Diusianya yang hampir seabad, kini bedak Saripohaci dikelola oleh generasi ketiga Marijah.
Nama dan kemasan yang terbilang jadul, sengaja dipertahankan agar konsumen tetap mengenali produk.
Dengan begitu, jaminan akan mutu menjadi tetap dan tidak berubah seiring waktu.
Para pengguna bedak Saripohaci yang masih muda, rata-rata mengenalnya dari orang tua mereka.
Popularitas Saripohaci tetap bertahan hingga sekarang, di Tengah menjamurnya produk perawatan kulit.
Keunggulan dan Pembuatan Bedak Saripohaci
Keunggulan bedak saripohaci dibanding produk perawatan kecantikan modern lain adalah seluruh komposisinya terdiri dari bahan alami.
Bedak tersebut menggunakan tepung beras sebagai bahan utamanya, lalu ditambahkan juga jeruk nipis, kunyit, temulawak, tomat, serta bermacam daun seperti beung beureman, jambu, mangkokan, pandan, suji, dan teklan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: