Menjelang Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Tasikmalaya 2025: Menakar Tantangan dan Harapan

Foto: Hendri Sabeth, Tokoh Muda Tasikmalaya, Alumni ITB , Founder TSLF (Tasikmalaya Strategic Leadership Forum)--
Ini mencerminkan rendahnya akses dan motivasi pendidikan lanjutan di kalangan generasi muda. SDM adalah fondasi utama kemajuan suatu daerah.
Pemimpin ke depan harus menghadirkan kebijakan pendidikan yang progresif dan menyeluruh, dari infrastruktur pendidikan hingga peningkatan kualitas guru dan beasiswa pendidikan tinggi.
2. Kemiskinan dan Pengangguran
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Tasikmalaya masih tinggi, mencapai 10% dari total penduduk atau sekitar 186.600 jiwa. Tingkat pengangguran terbuka berada di angka 3,74%.
Ini menjadi pekerjaan rumah besar yang menuntut pendekatan lintas sektor, mulai dari penciptaan lapangan kerja berbasis potensi lokal, pengembangan UMKM, hingga optimalisasi program perlindungan sosial.
BACA JUGA:Jelang PSU Ulama Muda Tasikmalaya Gelar Istigosah, Berharap Pilkada Damai dan Penuh Keberkahan
3. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Selama satu dekade terakhir, IPM Kabupaten Tasikmalaya konsisten beradadi tiga terbawah di Jawa Barat.
Pada 2023, IPM daerah ini tercatat sebesar 69,83, jauh di bawah rata-rata provinsi yang mencapai 73,12.
IPM mencerminkan kualitas hidup masyarakat dari aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
Ini adalah indikator pembangunan yang harus digenjot melalui kebijakanyangterintegrasi.
4. Infrastruktur Jalan dan Transportasi
Dari total 1.303,2 km jalan yang menjadi kewenangan kabupaten, sebagian besar dalam kondisi rusak.
Buruknya infrastruktur ini menghambat arus barang, jasa, dan mobilitas masyarakat, terutama di wilayah pedesaan dan selatan Tasikmalaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: