Asal-Usul Pohon Natal Yang Jarang Orang Ketahui, Lengkap Dengan Sejarahnya

Asal-Usul Pohon Natal Yang Jarang Orang Ketahui, Lengkap Dengan Sejarahnya

RADAR TASIK TV- Kata pohon natal sangat familiar mungkin bagi kamu ya? Tapi apakah kamu tau asal-usul dari pohon natal itu sendiri?

Pohon Natal, sebagai simbol yang kerap menyemarakkan perayaan Natal di seluruh dunia, tidak hanya menjadi elemen dekoratif dalam tradisi perayaan ini, namun juga menyimpan sejarah panjang yang kaya akan makna.

Asal-usul pohon natal itu sangatlah mendalam. Setaip dari elemennya banyak memberikan arti/makna. Pohon natal sendiri selalu dijadikan sebagai simbol kehidupan bagi seseorang yang beragama kristen. 

BACA JUGA:Jelang Natal dan Tahun Baru, Petugas Gabungan si Banjar Lakukan Ramcheck

Proses penghiasan pohon Natal, yang seringkali melibatkan berbagai ornamen dan lampu, merupakan momen yang diisi kegembiraan bagi keluarga.

Seiring perkembangan zaman, pohon Natal dari berbagai jenis tumbuhan hijau abadi seperti cemara dan pinus. Apapun tumbuhannya tetap harus memperhatikan berbagai makna simbol dari asal-usul pohon natal itu sendiri. 

Pohon natal berisi tentang simbol harapan, keabadian, dan keteguhan bagi beragam budaya di dunia. Sudah pastinya pohon natal adalah elemen yang penting dalam perayaan hari natal. 

Sejarah Pohon Natal

Pohon Natal, dengan pesona dan hangatnya, memiliki akar sejarah yang beragam.

Simbol kehidupan abadi, seperti evergreen tree atau tumbuhan hijau abadi, telah menjadi kebiasaan dalam berbagai peradaban, termasuk di Mesir Kuno, Tiongkok, dan Ibrani.

Praktik ini melambangkan kehidupan yang abadi dan diteruskan oleh berbagai budaya di Eropa, seperti penghormatan terhadap pohon abadi pada Tahun Baru, dan kemudian sebagai elemen dalam perayaan keagamaan di Jerman tengah.

Pada abad ke-19, pohon Natal diperkenalkan ke Inggris dan Amerika Utara. Peran penting dalam popularisasi pohon Natal di Inggris dimainkan oleh Pangeran Albert, suami Ratu Victoria.

BACA JUGA:9 Perayaan Natal Di Indonesia, Tak Hanya Unik Tetapi Membudaya

Sumber: