Ada kesatuan TNI AU yakni Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Wiriadinata yang harus dirangkul.
Danlanud Letkol Pen Indan Gilang Buldansyah, S.Sos, jebolan Akademi Angkatan Udara (AAU) angkatan 1995, ternyata antusias saat diraih seniornya untuk kompakan.
Kloplah komandan empat institusi ini untuk satu tekad berbuat yang terbaik selama bertugas di Tasikmalaya.
Kompaknya komandan empat kesatuan TNI dan Polri membawa dampak dahsyat.
Oknum-oknum anggota yang ‘nakal’ harus tiarap. Terutama yang biasa memback up aktivitas melanggar hukum.
Seperti menjadi back up pengedar minuman keras (miras), narkoba, curanmor, hingga yang menguasai tempat-tempat hiburan dan keramaian.
BACA JUGA:Cara Merawat Mobil Bekas, Lakukan Ini Agar Gak Bolak Balik Ke Bengkel
BACA JUGA:Pilih Mobil Manual Atau Metik? Ini yang Wajib Kamu Pertimbangkan Sebelum Beli
Tak terdengar lagi di Tasikmalaya ada perkelahian antara oknum anggota TNI dan Polri.
Anggota empat kesatuan itu malu sebab komandan mereka begitu akrab. Kadang seperti Farid Makruf dan Gupuh Setiyono bergantian memimpin apel pasukan.
Gupuh Setiyono di Brigif 13 Galuh Rahayu, Farid Makruf memipin apel pasukan di Mapolres Tasikmalaya Kota.
Farida Makruf, Gupuh Setiyono, Muhammad Muchidin, dan Indan Gilang Buldansyah, empat perwira ini rupanya smaa-sama paham.
Bahwa Tasikmalaya merupakan daerah penugasan yang ‘ngeri-ngeri sedap’. Ada jejak para pendahulu di kesatuan masing-masing yang sukses meniti karir sampai berpangkat jenderal.
Keempatnya kompak untuk mendedikasikan diri secara total untuk memberi warna terbaik di wilayah yang memiliki ratusan pondok pesantren itu.
Histrori Tasikmalaya pun mereka gali bukan saja dari aspek keamanan dan ketertiban.
Juga aspek sosial, budaya, ekonomi, pendidikan. Dandim Muhammad Muchidin sebagai komandan kesatuan yang terkait teritorial, sering menjadi temoat sharing para tokoh masyarakat.