Miris, Sebanyak 42,6 % Balita Indonesia Mengonsumsi Minuman Berpemanis dalam Kemasan, Ini Bahayanya

Miris, Sebanyak 42,6 % Balita Indonesia Mengonsumsi Minuman Berpemanis dalam Kemasan, Ini Bahayanya

Miris, Sebanyak 42,6 % Balita Indonesia Mengonsumsi Minuman Berpemanis dalam Kemasan, Ini Bahayanya - Tangkapan Layar Instagram @foodforkidsindonesia--

Obesitas: Minuman berpemanis mengandung jumlah kalori yang tinggi dan rendah nutrisi, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan.

BACA JUGA:Micin VS Gula Lebih Bahaya Mana? Sering Salah Kaprah, Begini Faktanya

BACA JUGA:Konsumsi Gula Pasir Tidak Ada Manfaatnya Bagi Tubuh? Begini Penjelasan dr. Cahyono, Yuk Simak

Hal ini akan memperburuk kondisi anak apalagi bagi balita yang masih dalam fase pertumbuhan.

Diabetes Mellitus: Tingginya konsumsi gula dari minuman berpemanis dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, terutama saat dikonsumsi secara berlebihan sejak usia dini.

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah: Salah satu alasan kenapa sekarang ditemukan anak yang sudah memiliki penyakit jantung karena salah satu faktornya adalah karena minuman berpemanis. 

Kandungan gula dalam minuman berpemanis dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kolesterol, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah.

Kanker: Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara konsumsi minuman berpemanis dengan risiko kanker tertentu, terutama kanker usus besar.

Gangguan Mental dan Perilaku: Konsumsi gula dalam jumlah besar dapat berkontribusi pada gangguan mental seperti gangguan cemas dan perilaku impulsif pada anak-anak.

Pikun: Jika sejak balita anak sering mengonsumsi minuman berpemanis yang artinya ia mengonsumsi gula berlebihan akan berakibat pada penurunan kognitif dan risiko demensia padahal masih muda. 

Rekomendasi untuk Menurunkan Persentase Balita Indonesia Mengkonsumsi Minuman Berpemanis.

Melihat dampak serius yang ditimbulkan oleh konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan, tindakan preventif dan intervensi yang tepat perlu dilakukan.

Berikut beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan:

Edukasi Publik: Pentingnya edukasi masyarakat tentang bahaya konsumsi minuman berpemanis dan pentingnya memilih minuman sehat seperti air putih, susu, dan jus buah alami.

Regulasi Pemerintah: Perlunya regulasi yang ketat terkait iklan dan penjualan minuman berpemanis kepada anak-anak, serta peningkatan pajak untuk minuman berpemanis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: