Syair Taubat Abu Nawas Menguras Air Mata yang Membacanya, Imam Syafi’i Akhirnya Mau Sholatkan Jenazahnya

Syair Taubat Abu Nawas Menguras Air Mata yang Membacanya, Imam Syafi’i Akhirnya Mau Sholatkan Jenazahnya

Syair Taubat karya Abu Nawas mampu membuat luluh Imam Syafi'i hingga mau mensholatkan jenazah Abu Nawas.-istimewa-

RADARTASIK TV - Abu Nawas penyair Baghdad dan penasehat Raja Harun Al Rasyid wafat tahun 814 Masehi.

Abu Nawas hidup di masa kekhalifahan Abbasiyah, lebih d ikenal sebagai penyair atau pujangga cerdas. 

Karya sastranya Abu Nawas sangat elok kemasannya.Walau berisi kritikan yang keras baik kepada penguasa maupun kepada masyarakat atau lingkungannya, tetap dikemas dalam karya sastranya yang menawan.

Abu Nawas memiliki nama asli Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Dia  lahir tahun 145 Hijriyah di Kota Ahvaz Persia atau Iran sekarang ini.

BACA JUGA:Begini Jawaban Cerdas Abu Nawas Ketika Baginda Raja Bertanya tentang Batas Alam Semesta

BACA JUGA:Khasiat Buah Kurma, Makanan Manis Yang Disukai Rasulullah SAW

Julukan "Abu Nawas" disematkan rakyat Baghdad karena dia memiliki rambut ikal dan panjang. 

Dia seorang penyair cerdas pernah dia berpura-pura gila karena takut diangkat sebagai qodhi atau penghulu atau hakim sebutan di masa sekarang.

Abu Nawas adalah anak seorang hakim ternama di Bahgdad. Tetapi dia tidak mau jadi hakim meneruskan karir ayahandanya.

Menurut keyakinan Abu Nawas seorang hakim memiliki tugas yang berat dalam menjunjung keadilan. 

Abu Nawas sadar diri kalau dia tidak mampu. Cara halus menolaknya dengan berpura-pura gila. Baginda Raja Harun Al Rasyid pun batal mengangkat dia menjadi hakim penerus ayahandanya.

Abu Nawas merasa lebih bebas menjadii penyair. Karya-karya dalam syair kepujanggaannya sangat berkelas.

Bukan syair kacangan tetapi syair yang penuh dengan hikmah dan pelajaran kehidupan.

Dalam perjalanan hidupnya di Baghdad, ada cerita kalau Abu Nawas sempat bertemu dengan Imam Syafi'i.

Imam Syafi’i merupakan salah satu imam dari 4 madhab besar yang kuat pengaruhnya dalam perkembangan agama Islam.

BACA JUGA:Nasehat Aneh Abu Nawas Beli Domba Saat Pria Kurang Bersyukur Keluhkan Rumahnya yang Sempit

BACA JUGA:Yuk! Rawatlah Tanamanmu Dengan 8 Cara Ini Saat Musim Hujan

Imam Syafi’i selain hafal satu juta hadist, juga termasuk yang menyukai syair-syair Arab.

Tahun 801 Masehi Imam Syafi’I resmi menetap di Baghdad untuk berguru ke seorang ulama fiqh. 

Di negeri itulah bertemu dengan Abu Nawas sang penyair terkenal. Interaksi keduanya terjadi karena Imam Syafi’i termasuk yang menyukai syair-syair Arab.

Mungkin melihat gaya penyair seperti Abu Nawas yang hidup penuh ‘nyeleneh’, sehingga ada penilaian tertentu dari sang imam.

Hal ini berdasarkan cerita ketika Abu Nawas meninggal dunia tahun 814 Masehi, Imam Syafi’i awalnya tidak mau ikut mensholatkan jenazahnya.

Tetapi saat jenazah Abu Nawas mau dimandikan, di dalam saku baju Abu Nawas ada secarik kertas bertuliskan "Syair Al-I'tiraf" (pengakuan). 

Itu merupakan syair terakhir yang ditulis Abu Nawas menjelang wafatnya.

Imam Syafi’I lantas membaca syair Abu Nawas itu, dan dampaknya dahsyat.

BACA JUGA:Cerdasnya Abu Nawas Pantati Baginda Raja Saja Masih Raih Banyak Hadiah, Ini Triknya

BACA JUGA:Mobil Bebas Karat: Langkah Mudah Menghilangkan Karat yang Dapat Dilakukan Sendiri Di Rumah.

Sang Imam menangis sesegukan saat membaca bait demi bait dari syair Abu Nawas itu.

Syair terakhir itu kini dikenal dengan  Syair I'tiraf atau pengakuan Abu Nawas atas dosanya. Juga permohonan ampunan yang mengiris hati.

Inilah Syair I’tiraf Abu Nawas yang sangat terkenal dikalangan kaum Sunni. Termasuk umat Islam di Indonesia yang bermadzhab Syafi’I sering melantunkan syair ini :

إِلٰهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلَا

Ilaahii lastu lil firdausi ahlaa.

(Wahai Tuhanku! Aku bukanlah ahli surga)

وَلَا أَقْوَى عَلَى النَّارِ الجَحِيْم

Wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi.

(Tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahanam)

فهَبْ لِي تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِي

Fahablii taubatan waghfir zunuubii.

BACA JUGA:Adu Teka-Teki Abu Nawas Untung Banyak Modal Satu Pertanyaan Unik Saja

BACA JUGA:Dompet Gak Tebel tapi Mau Punya Tablet? Ini 5 Tablet Gokil Harga 2 Jutaan!

(Maka berilah aku taubat dan ampunilah dosaku)

فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ العَظِيْم

Fa innaka ghaafirudz dzambil 'azhiimi.

(Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar)

ذُنُوْبِي مِثْلُ أَعْدَادٍ الرِّمَالِ

Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali.

(Dosaku bagaikan bilangan pasir)

فَهَبْ لِي تَوْبَةً يَا ذَا الجَلَالِ

BACA JUGA:Abu Nawas Ajarkan Baginda Raja Menghitung Bintang di Langit

BACA JUGA:7 Rekomendasi Gunung Untuk Solo Camping, Terbilang Aman Meski Sendirian

Fahablii taubatan yaa Dzaal Jalaali.

(Maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan)

وَعُمْرِي نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ

Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi.

(Umurku ini setiap hari berkurang)

وَذَنْبِي زَائِدٌ كَيفَ احْتِمَالِي

Wa dzambii zaa-idun kaifah timaali.

(Sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya)

BACA JUGA:Jangan Sampai Depresi! Lakukan Tips Ini Saat Mengahadapi Dosen Killer

BACA JUGA:Tips Akhir Pekan Anti Gabut, Ini 5 Olahraga Yang Bisa Bikin Lebih Semangat

إِلٰهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ

Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka.

(Wahai, Tuhanku ! Hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu)

مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاك

Muqirran bidz dzunuubi wa qad da'aaka.

(Dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu)

فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَاكَ أَهْلٌ

Fa in taghfir fa Anta lidzaaka ahlun.

BACA JUGA:5 Resep Barbeque Sederhana, Cocok Untuk Hidangan Merayakan Tahun Baru

BACA JUGA:Kasus Korupsi Dana Desa Setiap Terus Meningkat, Inspektorat Minta Warga Ikut Mengawasi

(Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni)

فَإنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاك

Wa in tathrud faman narjuu siwaaka.

(Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?)

Tuntas membaca syair tersebut Imam Syafi'i menangis hingga kemudian mau mensholati jenazah Abu Nawas. 

Imam Syafi’I tahun 816 Masehi meninggalkan Baghdad pindah ke Mesir.

Kedatangannya ke Baghdad awalnya karena tuduhan terlibat kelompok yang menentang kekhalifahan Abbasyiah.

Dari Yaman tempat Imam Syafi’I saat itu mengajar dia tangkap dan dibawa ke Baghdad untuk diadili.

Di hadapan Baginda Harun Al Rasyid disampaikan pembelaan dan Imam Syafi’I Akhirnya terbebas dari tuduhan terlibat kelompok anti khalifah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: